Rindu Pada Bromo yang Tak Berkesudahan

SORONG, PBD – Dalam rangka memberikan apresiasi kepada kinerja Insan pers di wilayah Papua dan Maluku PT Pertamina Patra Niaga regional Papua Maluku mengajak 30 orang jurnalis pemenang dan nominasi anugerah jurnalistik Pertamina tahun 2023 regional Papua Maluku di Surabaya dan Bromo Kamis (18/1) hingga Minggu (21/1/24).

Salah satu tujuan kegiatan yaitu mengajak insan pers mengunjungi salah satu destinasi wisata tingkat dunia yaitu gunung Bromo.

Perjalanan yang ditempuh ke Bromo juga terbilang melelahkan, seluruh rombongan menggunakan bis pariwisata dari hotel pada Jumat malam (19/1/24) pukul 22.00 WIB. Perjalanan ditempuh selama 2-3 jam menuju tempat transit dan berganti kendaraan Jeep. Perjalanan pada malam hari menggunakan Jeep yang dipacu dengan kecepatan tinggi menembus dinginnya gunung bromo ditempuh sekitar 2 jam perjalanan. Rasa kantuk yang tak tertahan membuat peserta harus tertidur seadanya diatas guncangan jeep yang terus melaju tak kenal lelah.

Di penanjakan pertama, jeep kemudian parkir dan rombongan harus berjalan menembus dinginnya gunung bromo dan rintik hujan ke penanjakan kedua. Jam ditangan sudah menunjukan pukul 03.30 WIT.

Panitia menyediakan salah satu kedai untuk beristirahat sambil menunggu hujan yang mereda. Sayangnya, hujan semakin lebat dan tubuh mulai menggigil kedinginan. Pisang goreng panas dan teh panas pun seketika berubah menjadi pisang dan teh dingin. Telapak tangan yang ditutupi sarung tangan pun tak mampu bertahan dan gelas-gelas panas menjadi salah satu penghangat dicuaca yang mencapai derajat minus.

Adzan subuh berkumandang pukul 4 lebih di kawasan Bromo. Umat muslim menjalankan ibadah sholat subuh dengan berwudhu air dingin yang membeku. Di ruangan 2×2 tempat sholat disana dipisahkan antara pria dan perempuan. Ada seorang ibu dan dua orang anak menghangatkan diri di mushola yang terbilang cukup hangat dibandingkan tempat lainnya.

Bagi yang hendak buang air, toilet disana berbayar Rp5000. Sedangkan bagi yang hendak membeli soevenir juga disediakan berbagai soevenir menari mulai dari Rp5000 hingga ratusan ribu rupiah.

Cuaca berkabut dan dingin di kawasan gunung Bromo

Pukul 05.30 WIB menurut panitia adalah waktu puncak matahari terbit dan menjadi spot foto terbaik bagi pengunjung gunung Bromo. Sayangnya, hingga pukul 05.30 bahkan hingga pukul 07.00 awan tebal tak kunjung pergi dan rombongan pulang dengan kecewa karena tak dapat merasakan hangatnya mentari pagi gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter diatas permukaan laut itu.

Usai tak dapat melihat langsung keindahan Bromo, peserta pun kembali turun mencari jeep yang sebelumnya dinaiki untuk kembali pulang. Mencari tempat hangat dengan perut keroncongan.

Perjalanan lima menit berlangsung lancar dan tiba -tiba Jeep yang kami kendarai dan ratusan Jeep lainnya terhenti selama 2 jam. Driver kami dan pemandu wisata Kami mengatakan hal ini lumrah ketika weekend.

Ada ribuan Jeep dari Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang yang ke Bromo. Mengurai banyaknya Jeep tersebut membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Perjalanan pun kembali setelah mengantri cukup lama dan menuju pasir Berbisik. Salah satu tempat tujuan swa foto di kawasan Bromo.

“Meski gak bisa lihat puncak Bromo setidaknya bisa foto-foto disini (pasir berbisik),” ujar salah satu peserta, Penny jurnalis dari Antara Ambon.

Gunung Bromo sendiri diketahui dikelilingi Ngarai dan lembah lautan pasir seluas 10 kilometer persegi. Bromo juga memiliki kawah dengan diameter sekitar 800 meter arah utara ke Selatan dan 600 meter arah timur ke barat.

Dikawasan ini juga rawan banjir sehingga pengunjung harus berhati-hati ketika hujan turun. Jangan takut kelaparan, karena banyak penjaja jualan makanan sepeda motor yang parkir disana. Semangkok bakso malang seharga Rp15.000.

Selain Pasir berbisik ada pula bukit Teletubbies yang sempat viral usai terbakar saat foto prewedding salah satu calon pengantin disana.

Perjalanan pun dilanjutkan dari ngarai Gunung Bromo menuju Bromo Hills. Salah satu tempat wisata yang menyajikan pemandangan 360 derajat Bromo. Perjalanan menanjak, kelokan tajam dengan luas jalanan yang sempit mengharuskan pengemudi paham betul jalanan yang akan ditempuh. Salah sedikit manuver bisa masuk ke dalam jurang. Apalagi bagi yang menggunakan sepeda motor. Tidak disarankan ke tempat ini, jika tak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan.

Masuk ke Bromo hillside dapat membayar biaya tiket masuk mulai dari Diamond Rp35.000/orang, Platinum Rp50.000/orang dengan fasilitas tambahan mendapatkan welcome drink berupa jus atau teh panas dan welcome snack berupa kentang goreng. Sedangkan Platinum plus Rp95.000/orang dengan fasilitas platinum ditambah extra drink dan snack.

Sayangnya dengan nuansa di puncak gunung, Kami tak bisa mengabadikan keindahan alam karena kabut tebal yang menyelimuti gunung ditambah cuaca yang menebus lapisan jaket dan kulit membuat tak ingin berlama-lama disana.

Perjalanan pulang pun Kami sudahi dengan bersyukur meski ditengah kabut, hujan dan cuaca dingin yang ekstrim tak ada satupun dari kami yang lelah apalagi sakit. Semua dibawa dengan hati senang dan riang gembira karena menjadi salah satu moment healing dari rutinitas kerja setahun selama 2023.

“Terima kasih Pertamina, sudah mengajak Kami untuk healing dan bersenda gurau dengan teman-teman yang hanya ketemu via HP. Meski ini kali kedua tak beruntung melihat keindahan Bromo, namun dapat kami rasakan keindahan Bromo dari sisi yang lain. Sekali lagi terima kasih Pak Edi dan teman-teman,” ucap Fauzia jurnalis radar sorong.

Rindu akan keindahan Bromo tak akan berkesudahan. Pengunjung tak akan pernah puas sekali dua kali berkunjung kesini. Banyak hal yang bisa diambil dari perjalanan panjang dan melelahkan ke Bromo. Bertemu orang baru, makan jajanan penjaja di pasir berbisik, panorama yang indah dan aneka jeep warna warni akan selalu menjadi kerinduan untuk kembali lagi kesana. (Olha Irianti, pemenang juara foto potensial Anugerah Jurnalistik Pertamina tahun 2023)

Komentar