SORONG, PBD – Pj Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musaad didampingi Kepala Dinas Kesehatan, P2KB, Naomi Netty Howay Sagrim usai apel pagi, meninjau Klinik Talitakum milik GKI di Boswesen Kota Sorong, RSUD JP Wanane Kilo meter 22 Kabupaten Sorong dan RSUD Sele Be Solu Kota Sorong, Senin (11/12/23).
Dijumpai usai kunjungan kerjanya, Pj Gubernur mengatakan bahwa tujuan kunjungan kerjanya usai kembali memimpin Papua Barat Daya untuk menegaskan komitmennya dalam penanganan kesehatan di wilayah Papua Barat Daya.
“Kunjungan pertama Saya ke klinik GKI Talitakum, fasilitas kesehatan yang dikelola pihak GKI ini perlu mendapat perhatian, karena posisinya di pinggir kota bagian Barat, Kemudian yang kedua itu juga ada lembaga keagamaan yang mengoperasikannya sehingga pemerintah bertanggung jawab untuk mendukung upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh masyarakat seperti yang dilakukan oleh teman-teman GKI sehingga pelayanan kesehatan bisa berjalan efektif. Apalagi ini juga menjadi atensi oleh Bapak Presiden dan kami perpanjangan tangan Presiden akan melihat apa yang bisa Kami bantu,” ujar Musaad.
Kedua Ia mengunjungi RSUD JP Wanane dimana terlihat disalah satu area telah dibangun fasilitas penunjang penanganan penyakit jantung, terlihat tukang memasang dan merenovasi sejumlah ruang yang akan disiapkan menjadi pusat rujukan Penyakit Jantung di tanah Papua.
“Tadi saya pergi disana sudah mulai dibangun, operasional nanti di bulan Januari itu kita sudah bisa memasang Ring pada Jantung dan akan diikuti operasi-operasi besar penyakit jantung. Ini menjadi tindak lanjut kerjasama yang telah pemerintah Provinsi lakukan dengan 10 Rumah Sakit pengampu besar di Jakarta agar di Papua Barat Daya ini juga bisa melakukan hal serupa di Jakarta. Dokter-dokter dari Rumah Sakit pengampu ini nanti bisa datang disini, atau bisa juga melalui saluran teknologi video conference atau semacamnya,” imbuh Musaad.
Sementara itu, pada kunjungannya di RSUD Sele Be Solu, Musaad mengatakan melihat kesiapan RSUD Sele Be Solu yang akan dikhususkan dalam penanganan kanker dan cuci darah. Dimana melalui dinas kesehatan Provinsi Papua Barat Daya mensuport sejumlah fasilitas penunjang seperti kasur elektrik, dimana pasien akan digerakkan oleh teknologi.
“Saya dengan 10 rumah sakit besar di Jakarta sudah tanda tangan MOU, jadi Saya minta Bupati dan Wali Kota juga harus ikut tanggung jawab. Kabupaten dan Kota di Papua Barat Daya harus berkolaborasi, termasuk direktur rumah sakit harus ikut bertanggung jawab dalam melayani masyarakat. Tidak ada istilah tidak ada uang untuk pelayanan kepada masyarakat, sebaliknya Pemerintah harus ada uang gimana caranya itu, pemerintah tahu untuk caranya bagaimana bagi-bagi uang untuk hal prioritas. Kalau keuangan kita tidak mampu, maka Saya ajak kita sama-sama ke Jakarta cari sumber dana dari sana, pasti pemerintah pusat juga tidak akan tinggal diam,” sebut Musaad.
Ia mengatakan tekadnya untuk membangun rumah sakit rujukan ini dapat diwujudkan dengan dukungan semua komponen masyarakat, pemerintah dan pengelola rumah sakit.
“Kita harus memiliki tekad untuk memulai, jangan menyerah sebelum memulai, intinya adalah mulai dulu dan bersungguh-sungguh, dengan niat yang tulus, dengan komitmen yang kuat, tidak ada yang tidak mungkin, karena banyak jalan menuju Roma,” pesannya.
Sementara itu, Kadis Kesehatan P2KB, Netty Naomi Howay Sagrim mengatakan pihaknya mensuport fasilitas penunjang Jantung dan Kanker dengan mendatangkan sejumlah fasilitas.
“Dari instruksi Pak Pj Gubernur Papua Barat Daya, Kami dari dinas kesehatan melalui dana alokasi yang ada langsung menyerahkan sejumlah fasilitas penunjang seperti tempat tidur elektrik, dimana pasien tidak perlu lagi turun dari tempat tidur untuk pemeriksaan menyeluruh, tinggal diputar, serta sejumlah penunjang cuci darah, serta operasi jantung. Semua peralatan penunjang sebagian ditanggung pemprov Papua Barat Daya, tapi Kami berharap Pemda Kabupaten dan Kota juga mendukung peralatan di kedua Rumah Sakit rujukan ini,” ujar Netty. (oke)
Komentar