Menyaksikan Langsung Kesatria Penjaga Laut Menjaga Laut NKRI

Menurut Kadispen, Gladi Tugas Tempur Tingkat III L-3 Terpadu diikuti 700 prajurit TNI dan sejumlah Alutsista, diantarnya KRI TEluk Lada 521, KRI Sura 802, KRI Tahitu, 853, KRI Layaran 854, KRI Albakora 867, KAL Wayag, dua Sea reader, Helikopter, Pesawat CN 235, Pasukan Marinir, Satuan Komando Pasukan Katak, Dinas Penyelamatan bawah air dan pangkalan utama TNI AL (Lantamal) XIV Sorong.

Jam menunjukan pukul 12:00 WIT dan Kita pun makan bersama dengan anggota Dispen dan anggota lainnya, mereka sangat ramah dan asik. Pada saat waktu sholat saya dan wartawan muslim di arahkan menuju musholla kapal untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, setelah sholat kami pun istirahat siang dan kegiatan pun dilanjutkan pada malam hari.
Saat malam hari ada latihan antisipasi serangan pesawat tempur dan komunikasi menggunakan kedipan lampu atau yang biasa dikenal dengan sandi morse, dan setelah itu latihan menembak dengan titik kordinat flare gun yang ditembak ke arah pesawat tempur lawan, dan KRI lainnya menyerbu dengan senjata peluru berbasis 12,7 dengan maksimal peluru 200 dan disaksikan oleh Panglima Armada III. Latihan ini merupakan latihan peperangan anti kapal permukaan, peperangan anti udara dan Manuvra taktis.
Malam itu, Saya benar-benar menyaksikan ketangguhan Prajurit Matra Laut saat berlatih diatas permukaan air dengan gelombang air yang cukup tinggi. Mereka tanpa lelah, secara berkelanjutan berlatih seakan-akan kejadian tersebut benar-benar terjadi. Sekitar pukul 12 malam, mereka mulai berisitirahat untuk menyiapkan tenaga untuk keesokan harinya.

Minggu pagi (9/8/20) pukul 7.00 WIT latihan dilanjutkan, kali ini menghadapi kapal perang musuh dengan titik kordinat sebuah tong pelampung yang diumpamakan sebuah kapal musuh dengan cuaca sedikit berombak dan angin, namun ketangguhan prajurit ini berhasil melumpuhkan target. Setelah latihan menembak selesai, dilanjutkan latihan penyelamatan kapal dengan simulasi konseleting listrik, hingga sore hari. Dalam Latihan kali ini, adalah Latihan Lawan Sabotase Bawah Air (LSBA) dan Sabotase Bawah Air (SBA).


Disela-sela latihan tersebut, Panglima Armada III mengajak para wartawan untuk foto bersama dan panglima pun mengungkapkan ingin menambah KRI di koarmada III minimal 50 KRI karena luasnya jangkauan laut di wilayah Timur Indonesia.
Dalam keterangannya, panglima mengatakan latihan yang diselenggarakan merupakan implementasi dari kebijakan pembinaan kemampuan tempur TNI AL bagi personil, unsur-unsur KRI, pesawat udara, kendaraan tempur dan unsur kesenjataan Marinir sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan prajurit pengawak Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT).
Latihan tersebut juga bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan keterampilan prajurit, baik perorangan maupun kelompok dalam mengawaki pos-pos tempurnya, meningkatkan kemantapan komando dan pengendalian operasi serta meningkatkan kemampuan dan kehandalan kapal, Pesawat Udara, Kendaraan Tempur dan material marinir.

Komentar