Masyarakat Sorong Raya Hasilkan 16 Ton Tiap Bulan, Ini Penjelasan Bank Sampah

SORONG, PBD – Bank sampah sebagai tempat khusus untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah, bank sampah ini merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah agar mengurangi limbah plastik besi maupun kertas.

Banyaknya penduduk tentu akan mempengaruhi jumlah sampah, hal inilah yang terjadi di Sorong Raya. Staff Pemberdayaan Bank Sampah Sorong Raya, Fitria Faderubun mengakui produksi sampah melebihi jumlah penduduk terutama di Sorong Raya.

“Sudah 9 tahun kami jalani pekerjaan ini dengan satu tujuan yaitu pengurangan sampah plastik kertas dan juga besi di Sorong Raya, yang didalamnya meliputi Sorong Kepulauan, Kabupaten Sorong, Misool hingga Raja Ampat,” kata Staff Pemberdayaan Bank Sampah Sorong Raya, Fitria Faderubun, Kamis (15/6/23).

Dijelaskannya bahwa, pengelolaan sampah plastik dengan daur ulang, dengan cara ada yang dicaca dan dipress, selanjutnya akan dikirimkan ke pabrik di daerah Surabaya.

“Sebelum COVID maksimal pengiriman 1 sampai 2 kontainer dengan berat sampah 7 sampai 8 ton setiap bulannya, sehingga totalnya sebanyak 16 ton,” ungkapnya.

Dijelaskannya bahwa, namun jumlah tersebut mulai berkurang setelah COVID melanda, bank sampah terhenti selama 3 tahun dan saat ini pengiriman harus menunggu 3 hingga 4 bulan, lalu dapat dikirim dengan total sampah mencapai 8 ton.

Tak hanya itu, dibeberkannya, meski hanya berjumlah 15 orang karyawan, kendati demikian tidak memudarkan semangat untuk tetap bekerja dengan ikhlas, pihak bank juga telah menyiapkan kendaraan untuk mengakut sampah di rumah warga apabila tidak dapat diantarkan langsung ke tempat daur ulang.

Selain itu, disebutkannya Bank Sampah Sorong Raya mempunyai mitra-mitra mulai dari sektor sekolah, kantor, komunitas hingga masyarakat Se-Sorong raya.

“Sebelum COVID, kami punya 118 unit tersebar di area Sorong Raya, namun setelah COVID baru diaktivasi kembali jadi 48 unit. Sampah tersebut tidak hanya diperoleh dari para mitra, namun masyarakat turut tabung ke Bank Sampah Sorong Raya,” bebernya.

Diakuinya, terdapat kendala-kendala yang sering dihadapi oleh pihak bank, seperti pengiriman sampah ke pabrik, sebab tiap tahunnya alami kenaikan harga, sedangkan harga dari pabrik disini masih sama.

Kemudian, ditegaskannya, setiap sampah memiliki nilai jual dan masyarakat sudah diedukasi oleh bank sampah, apabila nilai yang dikasih sebagai bentuk ucapan terima karena telah peduli dengan lingkungannya masing-masing.

“Jadi harganya kami hitung perkilo, kisarannya untuk kertas dengan besi mulai dari 550 rupiah sampai 24.000 rupiah, dari tiga jenis sampah dari kertas plastik dan besi disitu kami jajarkan lagi menjadi 29 jenis secara detail,” tutupnya. (Mewa/Jharu)

Komentar