SORONG, PBD – Maestro ternama Sorong, Kadaryono berpulang ke Rahmatullah diusianya yang ke 83 tahun, di kediaman anak ketiganya di Jalan F. Kalasuat Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (20/6/24).
H. Kadaryono, BA, diketahui Lahir di Muntilan Pada Tanggal 10 April 1941, Pendidikan terakhir S1 di PGSI.P dengan bidang yang diampu yaitu Jurusan Seni Rupa, Ia merupakan pejuang Trikora di Maybrat pada tahun 1969, kemudian mengajar di SMEP tahun 80an, mengajar di SMA 413 tahun 90an dan MAN Kota Sorong tahun 1996.
Saat berada di MAN Kota Sorong sejak Januari 2016, Ia menjabat sebagai Pembimbing Marching Band dengan tugas yang diampu sebagai Guru Seni Rupa, Prakarya. Selain itu, diketahui juga menjadi pengajar marching band disejumlah sekolah dan komunitas. Serta menjadi dosen luar biasa di sejumlah Perguruan Tinggi dengan mata kuliah yang diampu yaitu Seni rupa.
Kadaryono juga diketahui bertangan dingin dalam aransemen dan menciptakan lagu. Sejumlah aransemen dan ciptaan lagu pernah diciptakan olehnya. Diantaranya Mars STAIN Sorong dan Himne STAIN Sorong (IAIN Sorong), Mars dan Himne Unimuda Sorong. Hingga diganjar Muhammadiyah Papua Award pada tahun 2022 oleh pengurus Muhammadiyah.
Ketua Ikaswara Papua Barat Daya, Tupono mengaku secara pribadi maupun mewakili warga Ikaswara sangat kehilangan atas kepergian H. Kadaryono. Selain aktif dalam berkegiatan di Ikaswara, diketahui bahwa tanah yang saat ini berdiri megah sekretariatan Ikaswara di jalan patriot Km 12 merupakan tanah milik Kadaryono yang dijual kepada pengurus dengan harga terjangkau dan dapat dicicil selama 2 tahun.
“Ada hal terakhir keinginan beliau yang belum terwujud yaitu mengajarkan musik keroncong di Ikaswara. Hal ini karena di Ikaswara belum ada ruang yang cukup untuk menyimpan alat musik keroncong milik almarhum,” ungkap Tupono.
Ia berharap, ilmu serta kebaikan yang ditebar almarhum dapat menjadi ladang amal jariyah buat almarhum di alam kubur dan akhirat kelak.
“Kepada keluarga, anak dan cucu yang ditinggalkan, kami berpesan agar tetap ikhlas, tabah dan tetap menjadi anak yang soleh, solehah agar terus dapat mendoakan almarhum dan menjadi amal jariyah almarhum,” harap Tupono.
Ucapan duka dan kenangan sejumlah murid dan orang yang kenal dengan almarhum turut menghiasi wall FB. Beliau dikenal orang yang ramah, humoris namun tegas dalam mendidik.
Almarhum Kadaryono meninggalkan 5 orang anak, 13 cucu dan 1 cicit. Salah satu anaknya Tri Joko Iriawan adalah ketua Yayasan Sorong Sehati yang bergerak dibidang HIV/AIDS.
Salah satu anak almarhum, Catur Wibowo kepada sorongnews.com mengatakan bahwa, sebelum kepergian almarhum, kakaknya yang tinggal bersama almarhum (Tri Joko) mempunyai firasat sebelum ayah mereka menghembuskan nafas terakhirnya.
“Sebelum almarhum (bapak) meninggal, almarhum meminta dimandikan sama kakak saya yang tinggal bersama almarhum, karena almarhum tidak dapat mandi sendiri dan tidak seperti biasanya almarhum minta dibersihkan dibagian kepala hingga kaki. Selesai mandi, almarhum minta untuk sarapan dan beristirahat,” cerita salah satu anak almarhum, Catur Wibowo.
Lebih lanjut, diterangkannya, almarhum tiba-tiba meminta untuk kembali menuju kediaman lamanya di Kampung Baru, Kota Sorong.
“Almarhum sempat meminta anak-anaknya untuk pulang ke rumah lama di daerah Kampung Baru,” terangnya.
Kemudian, kakaknya membuat teh di dapur, saat kembali dari dapur, ayahnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Pantauan Sorongnews.com, saat disemayamkan di Pendopo Ikaswara PBD sejumlah tokoh terlihat hadir turut mensholatkan jenazah. Diantaranya Kepala kantor agama Kota Sorong, Rofiul Amri, Ketua Muhammadiyah Sorong, Mungawan, ketua MUI, Abdul Manan Fakaubun, hingga Kepala Kemenag Papua Barat, Jems Mayor yang turut memberikan ucapan duka kepada keluarga almarhum.
Selanjutnya, rombongan pengiringan jenazah almarhum menuju Taman Makam Bahagia (TMB) Tri Jaya Sakti Sorong di Jalan Pahlawan, banyak yang merasa kehilangan mendalam sosok almarhum, terutama para siswa-siswa serta alumni yang pernah diajarkan oleh almarhum.
Banyak karangan bunga ungkapan turut berduka cita dibawa para pelayat di TMP Tri Jaya Sakti Sorong, tempat dimana almarhum H. Kadaryono beristirahat untuk terakhir kalinya. (Oke/Jharu)
Komentar