SORONG, PBD- Tak kalah menarik dengan penampilan dari berbagai kerajinan tangan dan makanan olahan lainnya yang ditampilkan pada Pameran Otsus, Kwongke Kaban Salukh Moi turut serta menampilkan Noken dari 3 bahan alami.
Salah Satu Perempuan Muda Moi, Dina Rosita Osok, kepada sorongnews.com menjelaskan bahwa hasil kerajinan tangan melalui noken merupakan warisan turun-temurun dari orang tua.
“Saya berbicara disini dari Asosiasi Nusantara mewakili Kwongkek Kaban Salukh Moi atau lebih dikenal dengan sebutan perempuan Moi, yang menampilkan hasil karya kerajinan tangan ciri khas dari suku kami berupa noken,” ucap Dina Rosita Osok.
Jelasnya, noken tersebut dibuat dengan menggunakan tiga bahan alami yaitu kulit kayu, bambu dan rumput yang dalam bahasa Moi disebut dengan Bantoh.
“Selain membuat noken asosiasi perempuan Kwongkek Kaban Salukh Moi juga membuat tas rajut dari benang wool, dimana kami menjual didepan masing-masing rumah atau biasa disebut pondok pinang kurang lebih sudah berjalan 1 tahun,” ungkapnya.
Dina mengaku bahwa dirinya memperoleh keuntungan dari hasil anyaman noken, dan dirinya pun bersyukur sebab warisan dari orang tua dapat diteruskan oleh mereka selaku anak-anak asli Moi.
Dirinya juga merasa merasa terbantu dengan pihak pemerintah sebab jika noken dibutuhkan dalam jumlah banyak mereka, akan dihubungi untuk dilakukan transaksi pembelian dari Pemda kepada mereka sebagai pelaku usaha.
Harga noken bervariasi mulai dari Rp.50.000 – Rp.300.000 sehingga diharapkan kedepannya, kegiatan pameran terus dilakukan ditempat lebih terbuka agar masyarakat lokal mudah melihat langsung setiap kerajinan yang ditampilkan.
Selain itu dirinya juga berharap, kegiatan pameran dapat dilakukan setiap tahunnya agar menumbuhkan rasa percaya diri terlebih khusus pelaku usaha lokal untuk menampilkan hasil-hasil karya terbaik dari bahan-bahan alami. (Mewa)
Komentar