SORONG, PBD – Komite Keamanan Bandara DEO Sorong melakukan simulasi terkait penanganan kebakaran di dalam gedung, tepatnya di lantai dua ruang tunggu penumpang, Rabu sore (29/11/23).
Awalnya sejumlah penumpang terlihat melakukan aktivitas biasa sambil menunggu pesawat udara ketempatĀ tujuan, selang beberapa saat, salah satu staf pertokoan di Bandara melaporkan ke petugas bandara ada kebakaran di salah satu rumah makan.
Petugas bandara kemudian melaporkan kejadian tersebut, dan terdengar pengumuman dari pengeras suara kepada penumpang untuk tidak panik dan mengikuti petugas untuk evakuasi.
Beberapa saat setelah sejumlah penumpang berhasil dievakuasi, disimulasikan, api semakin membesar dan asap terus menggumpal di dalam gedung. Petugas bandara tak berhasil memadamkan api dan menghubungi pemadam kebakaran. Selang beberapa lama, petugas kebakaran menggunakan alat pelindung keselamatan berwarna kuning masuk ke areal kebakaran dan menemukan ada dua orang korban yang tak sadarkan diri akibat menghirup asap tebal.
Dengan cekatan dan koordinasi, petugas kebakaran berhasil mengevakuasi kedua korban keluar dari gedung. Tak berapa lama, petugas kebakaran kembali memasuki gedung karena mendapatkan laporan, salah satu penumpang tidak berhasil dievakuasi. Menelusuri setiap jengkal bandara, akhirnya petugas menemukan penumpang tersebut di dalam kamar mandi dan dievakuasi meninggalkan gedung.
Kepala Bandara DEO Sorong, Cece Tarya dalam keterangan persnya usai simulasi mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari pelatihan table top yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Dimana dalam amanat Undang-undang penerbangan yang diturunkan dalam peraturan menteri perhubungan, terkait kesiapsiagaan bandara dalam penanggulangan keadaan darurat.
“Pada sore hari ini, Kami melaksanakan Parsial Exercise yang diskenariokan adanya kebakaran di dalam gedung terminal. Pada simulasi ini, melatih bagaimana koordinasi komunikasi antar petugas yang menangani. Di mana dalam skenario tadi bahwa ternyata petugas internal tidak dapat menanggulangi terkait dengan insiden kebakaran dimaksud maka perlu mendapatkan bantuan dari teman-teman komite keadaan darurat yang sudah dibentuk,” ujar Cece.
Komite Keadaan Darurat ini terdiri dari lintas sektor mulai dari pihak Bandara, KKP, Basarnas, Rumah Sakit, Pemadam Kebakaran, Dinas Perhubungan, Palang Merah Indonesia, TNI dan Polri. Dimana dalam simulasi tersebut untuk mengetahui siapa dan bagaimana tugas peran masing-masing sektor.
“Tujuannya adalah pertama untuk menyamakan persepsi dalam penanganan keadaan darurat yang kedua untuk melatih komunikasi dan koordinasi antar anggota komite di dalam penanganan sehingga bilamana terjadi suatu hal yang tidak dikehendaki ini dapat kita tanggulangi dengan sebaik-baiknya tanpa ragu lagi dengan harus apa melakukan siapa melakukan apa tapi masing-masing sudah paham apa tugas dan fungsinya,” imbuh Cece.
Ia berharap dengan adanya latihan dan simulasi ini dapat memberikan pengetahuan kepada seluruh instansi yang tergabung dalam komite keadaan darurat untuk menjalankan tugas dan fungsinya pada saat kejadian serupa. (oke)
Komentar