“Hampir putus asa, di tengah pandemi bulan Mei 2020 saya mendaftar menjadi mitra pengemudi GrabBike. Saya pikir saat itu, yang penting ada pemasukan untuk hidup sehari-hari. Dua bulan setelah bergabung, saya bisa membeli motor baru serta bisa mengumpulkan modal untuk istri yang kini memulai bisnis kuliner. Karena saya tahu manfaat teknologi begitu besar, saya langsung mendaftarkan usaha kuliner ini di GrabFood agar bisa menjangkau pelanggan yang lebih banyak. Meskipun di tengah pandemi, kami masih bisa mempertahankan pendapatan dengan memanfaatkan teknologi dari Grab,” tambah Andreas.
Tak berhenti di situ, kehadiran teknologi digital juga membantu memperluas dampak positif bagi ke lebih banyak komunitas di Jayapura. Derek Norotouw (32) yang merupakan masyarakat asli Papua ini merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan juga mengurus sebuah panti asuhan milik keluarga yang diberi nama Air Mata Mama. Panti asuhan yang terletak di Dok 8, Jayapura Utara itu menampung anak yatim piatu dan para lansia untuk tetap mendapatkan kehidupan yang layak. Anak-anak yatim piatu di tempat itu juga bisa mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tua asuh.
“Penghasilan sebagai mitra pengemudi GrabCar membuat saya bisa mengurus panti asuhan dengan lebih baik. Sebelumnya, kami sangat mengandalkan para donatur yang berkunjung ke panti asuhan kami. Kini, kami lebih bisa mandiri dalam mencukupi kebutuhan harian puluhan anak yatim dan lansia yang kami bina di sini,” papar Derek.
Kehadiran teknologi digital di Jayapura, bukan hanya membantu menciptakan infrastruktur transportasi yang memudahkan warga beraktivitas dengan mudah, tapi juga membuka lapangan pekerjaan dan membawa dampak positif bagi lebih banyak komunitas di luar platform digital.
Komentar