SORONG,- Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga, menjadi pembicara dalam kegiatan KKR sekaligus seminar PGPI yang digelar selama dua hari terhitung tanggal 8-9 November di dalam Gedung Lambert Jitmau, Kota Sorong, Papua Barat.
Kurang lebih 300 orang para tamu undangan dan jemaat dari Denominasi PGPI Kota Sorong turut serta didalam KKR tersebut dan berjalan penuh hikmat.
Menurut pantauan sorongnews.com kegiatan selama dua hari berturut-turut ini dihadiri oleh Kapolres Sorong Kota AKBP Johannes Kindangen, Pasmar 3 Mayor Mar. Jafet Jimy Kapisa, Sekda Kota Sorong Karel Gifelem, Pdt. Mell Atock, Ketua PGPI Papua Barat Pdt. Eben Haizer Sasea, Ketua PGPI Kota Sorong Pdt. Niko Gimon (Ketua PGPI Kota Sorong).
Kebaktian Kebangkitan Rohani (KKR) dan Seminar bertajuk Satu Hati Berkati Kota Sorong (Sahabat Kota Sorong) memiliki Misi “Tudungi Sorong dengan Doa Padati Sorong dengan Lumbung, Banjiri Sorong dengan Berkat” melibatkan Persekutuan Gereja-Gereja Pantekosta Indonesia (PGPI) se-kota sorong.
Dalam khotbahnya Kapolda menyampaikan bahwa saat ini Polisi telah menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat akan tetapi teruslah berbuat baik dan selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap keputusan yang dilakukan oleh setiap Anggota Polri.
“Orang yang lumpuh hati dan pikirannya harus tetap bersandar pada Yesus Kristus sebab ialah sumber kesembuhan, dan orang lumpuh fisiknya pasti mendapat cercaan dari sebagian masyarakat dan sebagai hambah Tuhan kita wajib untuk mengingatkanya karena Yesus Kristus adalah sang Penyembuh,” ujar Kapolda Papua Barat.
Katanya, Sebagai seorang Hamba Tuhan (Pendeta) harus memberikan contoh yang baik kepada umatnya dan setiap ada kegiatan Ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) harus kompak jalin tali persaudaraan, sebab Sorong tidak cukup dengan mengandalkan doa saja namun harus dengan usaha serta pengorbanan.
Sehingga Ia harap melalui kegiatan rohani seperti ini para pemimpin daerah baik pemerintah aparat keamanan landasi segala kepengurusan dengan Iman sebab hanya dengan Iman yang luar biasa maka akan mendapat penghargaan dari Tuhan Yesus Kristus.
“Seseorang yang lumpuh harus di ampuni oleh Tuhan Yesus terlebih dahulu, maka kesembuhan akan menyertainya ketika orang setelah di sembuhkan Ia akan takjub dan kagum terhadap Tuhan Yesus Kristus,” mengakhiri khotbahnya. (Mewa)
Komentar