Ini Tanggapan Gubernur PBD Terkait Penyerangan di Kediamannya dan Ricuh di Kota Sorong

SORONG, PBD – Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu angkat bicara terkait aksi protes penolakan pemindahan 4 tersangka kasus dugaan makar di sejumlah titik di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (27/8/25).

“Kita prihatinlah, hal-hal yang di luar dugaan terjadi hari ini. Ini memang kriminal murni karena adanya pengrusakan,” ujar Gubernur PBD Elisa Kambu didampingi Pj Sekda, Yakob Kareth kepada media.

____ ____ ____ ____

Lebih lanjut, Ia mengungkapkan bahwa dirinya dan keluarga dalam keadaan selamat dan sehat lantaran saat kejadian masih berada di dalam rumah. Ia mengatakan bersyukur karena belum sempat keluar ketika aksi pengrusakan rumah, mobil dinas serta mobil pribadi terjadi.

“Kebetulan puji Tuhan belum sempat keluar. Kita di dalam rumah saja. Kita bertahan di dalam rumah,” bebernya.

Terkait kerusakan yang terjadi di kediamannya, Gubernur menyampaikan bahwa kondisi rumahnya mengalami kerusakan cukup parah, termasuk kendaraan yang dirusak massa. Ia meminta aparat keamanan segera menangkap dan menindak para pelaku.

“Kita minta aparat untuk menangkap oknum-oknum yang melakukan tindakan kekerasan tadi dan diproses sesuai dengan peraturan perundangan yang ada, karena tindakan itu adalah tindakan kriminal murni,” tegasnya.

Diketahui saat kejadian, Gubernur Papua Barat Daya, sedang bersama isteri, Ibundanya dan anak-anak serta sejumlah ajudan dan asisten rumah tangga. Kendaraan dinas PY 1 turut menjadi korban, serta 3 mobil lainnya. Massa juga diketahui melempar kaca jendela rumah yang berada di Kelurahan Klabulu itu.

Menjawab Tudingan

Menanggapi tudingan bahwa dirinya menyetujui pemindahan 4 tahanan dugaan kasus makar dari Pengadilan Negeri Sorong ke Pengadilan Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Elisa Kambu dengan tegas membantah mengetahui soal itu.

“Saya sendiri tidak tahu, dan itu kan proses hukumnya. Saya tidak tau sama sekali dan tidak mau intervensi,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Ia memastikan bahwa Ia hanya fokus dalam pembangunan di Papua Barat Daya, sedangkan masalah hukum, dikembalikan kepada penegak hukum. Ia pun dengan tegas mengatakan bahwa aktivitas pemerintahan tetap berjalan seperti biasa meskipun situasi masih memanas.

“Tadi saya sudah masuk kantor. Kita tetap bekerja seperti biasa,” tandasnya.

Imbauan Gubernur

Gubernur mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing dan terprovokasi oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya. Ia mengajak masyarakat agar mempercayakan penanganan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.

“Saya berharap masyarakat jangan terprovokasi dengan situasi ini. Kita semua percayakan aparat. Proses hukum harus dilakukan,” tuturnya.

Mengenai aksi yang masih berlangsung, Gubernur menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah preventif. Ia mengajak tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama hingga keluarga untuk menenangkan situasi.

“Kita minta partisipasi masyarakat melalui pendekatan keluarga mereka, orang tua, dan tokoh-tokoh untuk menghimbau masyarakat dan anak-anak mereka supaya menghentikan aksi yang dilakukan ini,” himbaunya.

Sebelumnya diberitakan Sorongnews.com, Kejaksaan Negeri (Kejari) Sorong memindahkan empat tahanan politik kasus dugaan makar yang merupakan anggota Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB).

Massa pendukung empat tahanan tersebut melakukan aksi penolakan dan mencoba menghadang proses pemindahan di depan pintu masuk Polresta Sorong Kota sekitar pukul 05.15 WIT. Dalam aksi itu, massa membakar kayu dan ban bekas, serta melakukan orasi menuntut agar pemindahan tahanan dibatalkan.

Situasi semakin memanas saat aparat keamanan terpaksa mendorong mundur massa yang bersikeras melakukan blokade di sekitar Mapolresta Sorong Kota. Kapolresta Sorong Kota, Kombes Pol Amry Siahaan, bersama Kabag Ops Kompol Indra Gunawan, turun langsung melakukan pendekatan humanis untuk menenangkan massa, namun upaya persuasif tersebut tidak diindahkan massa aksi.

Sekitar pukul 06.30 WIT, satu unit mobil tahanan Kejaksaan akhirnya berhasil keluar dari Mapolresta Sorong Kota dengan pengawalan ketat kendaraan taktis Brimob menuju Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong. Puluhan aparat kepolisian dibantu TNI disiagakan di bandara untuk mengantisipasi gangguan keamanan.

Setibanya di Bandara DEO Sorong, tim Kejaksaan bersama aparat Brimob langsung mengawal keempat tahanan menuju area keberangkatan untuk kemudian diterbangkan ke Makassar, Sulawesi Selatan, guna menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Makassar.

Keempat tahanan tersebut diketahui berinisial AAG, NM, MS, dan PR, yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan makar terkait aktivitas NFRPB.

Berdasarkan pantauan Sorongnews.com di lapangan, aksi massa tak hanya terjadi di sekitar Mapolresta Sorong Kota. Massa turut merusak sejumlah fasilitas umum di kawasan pusat pemerintahan Papua Barat Daya.

Kantor Gubernur Papua Barat Daya dan Kantor Wali Kota Sorong dilaporkan mengalami kerusakan parah akibat lemparan batu dan kayu dari massa aksi. Sejumlah kaca bangunan pecah dan bagian depan kantor mengalami kerusakan cukup serius.

Hingga pukul 21.00 WIT jalanan di Ibu Kota Provinsi Papua Barat Daya terlihat sepi, blokade di jalan ahmad yani klademak perlahan mulai lancar, sedangkan di jalan jendral sudirman, prajurit TNI terlihat membantu petugas kepolisian berjaga dari pengunjuk rasa yang masih bertahan. (Jharu)

Komentar