Ini Jawaban Ketua IKF NTT Kota Sorong Terkait Penolakan Hasil Mubes

“Menurut AD/ART, harus dikukuhkan dan dilantik oleh ketua umum IKF. Sebelumnya yang dikukuhkan dan dilantik berjumlah 15 tungku dan 1 badan otonom kepemudaan. Dimana pada saat Mubes, 11 tungku menduking hasil Mubes. Sehingga jika ada 12 tungku yang menolak hasil Mubes, dipertanyakan mereka dari mana,” tegas Sabonama.

  1. Masyarakat NTT Jangan Terpecah Belah

Ia menyesalkan dengan adanya penolakan dari masyarakat NTT atas hasil Mubes ke VIII yang mengatasnamakan tungku. Karena sejatinya, IKF adalah rumah besar warga NTT diperantauan.

“Kita ajarkan generasi NTT sebuah kehormatan, sebuah tradisi, menjaga martabat dengan baik karena tradisi harus diwariskan dari generasi ke generasi. Orang akan bercerita bahwa orang NTT di tanah Malamoi ini membawa kesejukan bukan muslihat. Saya imbau agar masyarakat NTT jangan terpecah belah dengan isu sesat oleh segelintir orang yang ingin membuat rumah besar IKF koyak. Idealisme bisa berbeda pandang tapi secara kultur kita adalah masyarakat NTT harus saling menguatkan, saling menjaga, karena yang diurus kerukunan bukan aset yang dimiliki atau harta yang dikelola. Melainkan urusan konflik secara sosial dan hukum. Solusi dan resolusi seperti apa jika ada gejolak sosial,” terangnya.

  1. IKF Akan Merangkul Perbedaan

Sebagai ketua IKF terpilih pada Mubes VIII, ia akan dengan lapang dada membuka rekonsiliasi dengan 12 kelompok yang mengatasnamakan tungku yang berseberangan dengan dirinya.

Ia yakin dengan adanya perbedaan adalah sebuah dinamika dalam berorganisasi.

“Saya meyakini bahwa itu adalah sebuah dinamika, maka Saya akan hormati dan hargai. Mari kita bersama-sama membesarkan rumah ini (IKF),” harapnya. (Oke)

Komentar