SORONG, PBD – Banjir kembali melanda Kabupaten Sorong, khususnya di wilayah Distrik Mayamuk, Klamono hingga Mariat. Bukan hanya menggenangi rumah warga, namun mengancam ribuan tanaman petani.
Jika tak segera ditangani, banjir ini diprediksi menyebabkan kegagalan panen massal yang dapat mengguncang ketahanan pangan daerah.
Ketua Petani Milenial Kabupaten Sorong Hendro Purnomo dengan tegas menyatakan bahwa banjir tahunan yang kerap terjadi adalah pukulan berat bagi petani setempat.
“Kemungkinan besar tanaman akan mati jika tidak ada penanganan khusus. Ini bukan hanya soal kerugian petani, namun ancaman serius bagi ketahanan pangan kita,” ujar Ketua Petani Milenial Kabupaten Sorong Hendro Purnomo , Senin (15/9/25).
Menurut Hendro, akar masalah utama banjir yang berulang ini merupakan kerusakan lingkungan akibat aktivitas ilegal, terutama galian C yang tidak terkendali dan penebangan liar.
“Galian C yang marak tanpa pengawasan mengurangi daya serap tanah, memperparah banjir yang melanda lahan pertanian. Pemerintah dan aparat kepolisian harus tegas menindak aktivitas ini,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya mendesak pemerintah daerah setempat untuk segera mengambil langkah konkret seperti memperbaiki sistem drainase, melebarkan sungai yang kian menyempit, serta menertibkan aktivitas merusak lingkungan demi mencegah banjir yang berulang.
“Banjir ini bukan hanya masalah lingkungan, tetapi masalah ekonomi dan sosial. Jika tidak ada aksi nyata, petani akan terus menjadi korban,” ucapnya.
Dengan situasi yang semakin sulit ini, publik dan pemerintah diharapkan tidak tinggal diam. Banjir di Kabupaten Sorong bukan hanya soal genangan air, tetapi peringatan keras atas kerusakan lingkungan yang harus segera diperbaiki demi masa depan pertanian dan ketahanan pangan di daerah tersebut. (Jharu)
Komentar