Kendati di wilayah kota Sorong belum bisa menerapkan PSBB, Lambert tetap mengimbau agar warga senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian baik untuk diri sendiri maupun keluarga, guna menekan penyebaran COVID-19
“Untuk kota Sorong tidak terlalu berbahaya dan tidak juga terlalu ringan, tapi ada. Jadi wajar kita membutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian. Ini sudah 9 bulan kita dalam masa pandemi. Kalau warga masih bandel itu kan hak dia, kalau terjadi apa-apa jangan salahkan pemerintah, karena pemerintah sudah berbuat baik untuk menekan penyebaran COVID-19 ini,” pungkasnya.
Pernyataan Wali Kota tersebut disambut baik sejumlah warga Kota Sorong. Mereka mengatakan pemberlakuan PSBB atau PPKM akan melambatkan perekonomian dan membuat ekonomi masyarakat susah.
“Waktu lalu PSBB bandara dan pelabuhan dibatasi, kami dibatasi terus terang Saya sangat merugi bahkan sebagian usaha Saya ada yang tutup. Kalau diberlakukan PSBB lagi, tidak tahu Kami mau makan apalagi. Pemerintah jangan buat susah rakyatnya kah. Katanya mau memulihkan ekonomi tapi dibatasi, bagaimanakah,” sesal Giman salah satu pedagang kaki lima.
Sejumlah warga pun memilih lebih memperketat protokol kesehatan dibandingkan harus diberlakukan PSBB. Apalagi dimasa tatanan kehidupan baru, Masker dan handsanitizer sudah menjadi barang wajib yang harus digunakan.
“Please jangan dibatasi lagi dong. Lebih baik kami berjaga-jaga saja, ini masker dan handsanitizer wajib dipakai dan dibawa. Kami juga lebih waspada kok, jaga jarak. Kalau lagi kongkow begini, kami juga jaga jarak,” harap Lisa salah satu pengunjung Cafe. (Oke)
Komentar