SORONG, PBD- Stunting terus menjadi polemik bagi ibu hamil dan pasangan calon istri yang akan menikah, oleh karena itu Pemerintah Kota Sorong melalui Dinas Kesehatan melakukan workshop bagi para kader, yang dilakukan dalam Gedung LJ, Kota Sorong, Jumat (29/9/23).
Kabid Kesehatan Masyarakat Kota Sorong, Benjamin Gefilem, saat ditemui sorongnews.com, mengatakan kegiatan ini lebih memfokuskan kepada semua kader posyandu bagaimana semua menyamakan persepsi untuk perkembangan balita.
“Hal ini dikarenakan pencegahan stunting salah satunya adalah bagaimana ukuran berat badan bayi lebih akurat supaya diagnosanya lebih tepat apakah bayi tersebut masuk dalam kelompok stunting atau tidak,” ungkap Benjamin, usai kegiatan pembukaan Workshop Kader Posyandu.
Dikatakannya, penguatan dimulai dari dasar yaitu melalui posyandu, karena ada 4 sasaran yang harus diperhatikan antara lain Remaja Putri, Ibu Hamil, Bayi Baru Lahir, dan Pasangan Calon Pengantin.
“Sekarang yang paling terpenting adalah bagaimana tidak muncul lagi anak-anak yang baru lahir terus terkena stunting, makanya harus melakukan pencegahan, sebab data terakhir bulan desember 2022 jumlah stunting sekitar 613,” sebutnya.
Lebih lanjut, sesuai hasil survei pada bulan Januari-Agustus ada terjadi penurunan yakni 404 ditambah dengan 110 kasus baru kemudian angka stunting naik hingga berada di 514.
Kemudian, untuk tahun 2023 tidak ada Survei Status Gizi Indonesia makanya digunakan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yanh nantinya akan diumumkan pada bulan Desember 2023.
“Cuman data yang dimiliki oleh dinas Kesehatan Kota Sorong berdasarkan data yang diinput oleh teman-teman di Puskesmas melalui kunjungan ibu hamil dan Balita di posyandu,”pungkasnya.
Sehingga diharapkan, seluruh kader dapat mengikuti workshop kader tentang cara penimbangan sampai selesai agar, dapat dicerna dengan baik dan diserap supaya dipraktekkan kembali pada masing-masing posyandu.
Sementara Asisten III Kota Sorong, Hanok Talla, menuturkan bahwa Posyandu haruslah diakui sebab telah menjadi sebuah lembaga kemasyarakatan untuk menjadi wadah partisipasi dalam peningkatan kesejahteraan bagi ibu dan anak.
“Posyandu telah menunjukkan kiprahnya dengan mengembangkan program kesehatan ibu hamil dan anak, keluarga berencana, pemantauan status gizi, pencegahan penanggulangan diare, penurunan angka stunting serta gizi buruk,” tegas Hanok, dalam membacakan sambutan Pj Wali Kota Sorong, Septinus Lobat.
Bebernya, posyandu telah membantu Pemerintah dengan memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan baik kegiatan bulanan ataupun rutin guna memantau pertumbuhan berat badan balita melalui kartu menuju sehat atau KMS.
“Kader posyandu berperan sebagai garda terdepan dalam pemberian informasi edukasi serta pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai kader Posyandu mampu membantu mendeteksi dini masalah-masalah kesehatan,” jelasnya.
Sehingga, diharapkan workshop ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran kader Posyandu dalam upaya mencapai tujuan kesehatan nasional.
“Dalam workshop ini juga akan dibahas berbagai aspek yang terkait dengan penyelenggaraan penimbangan kegiatan posyandu kunjungan rumah serta pelayanan kesehatan bagi kelompok usia produktif dan lansia,” imbuhnya.
Akhirnya, dengan melalui kolaborasi dan berbagai pengalaman kita akan dapat mengidentifikasi kendala-kendala yang mungkin muncul di lapangan dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya. (Mewa)
Komentar