SORONG, – Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay, Papua Barat sebagai Rumah Besar Masyarakat Adat Papua Wilayah III Doberay Papua Barat, Mananwir Paul Finsen Mayor, mendukung penuh kinerja Polda Papua Barat untuk mengungkap siapa aktor Intelektual dibalik Kasus Double O yang mengakibatkan belasan korban jiwa melayang.
Dalam rilis tertulisnya ke redaksi, Finsen menyatakan bahwa kematian yang luar biasa ini dan baru pertama kali terjadi di kota Sorong menjadi perhatian serius semua elemen masyarakat adat Papua. Terutama kedua kelompok ini adalah pendatang yang datang dan mencari hidup di Tanah Papua. Artinya mereka pendatang yang sejatinya, mempunyai adat istiadat yang baik dan harus diterapkan di Rantau, bukan malah melakukan serangkaian kegiatan melawan hukum.
Apalagi sampai mengorbankan 18 orang mati dengan cara yang tidak wajar dan meninggalkan kepedihan yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Dari rentetan kejadian ini terjadi bukan sehari tapi sudah beberapa hari dan merembet sampai banyak korban, itu kami menduga kuat bahwa ada Aktor Intelektual dibalik Kasus Double O. Ini kejadian luar biasa. Kapolda Papua Barat harus tangani kasus ini serius dan kami semua elemen masyarakat akan memantau perkembangan kasus ini,” terangnya.
Sejumlah orang yang diduga pelaku harus segera diamankan dan diproses hukum, sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang ada di kota Sorong.
Sehingga tak bisa dihindari bahwa para pelaku lapangan yang terlibat bentrokan maupun yang diduga membakar dapat dimintai pertanggung-jawaban pidananya.
Dikatakan, hal ini penting agar segera polisi dapat segera mengungkap siapa aktor intelektual yang dari sisi hukum pidana menurut ajaran penyertaan (deelneming) menurut ketentuan pasal 55 Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) menjadi aktor intelektual (intelectual dader) nya.
“Kami desak Kapolda Papua Barat segera tangkap dan ungkap Aktor Intelektual dibalik Kasus Double O. Itu penting untuk menjaga keamanan ketertiban dan keamanan serta kenyamanan di Sorong. Kalau ada kelompok yang suka bikin rusuh sebaiknya pulang ke kampung halamannya saja tidak usah hidup di tanah adat kami. Kalau datang cari makan, yah cari makan saja, jangan bikin masalah terus, kalau mau bikin masalah silahkan angkat kaki dari tanah kami,” tegasnya. (Oke)
Komentar