SORONG,- Curah Hujan yang melanda Kota Sorong, Papua Barat sepanjang pertengahan bulan sejak awal Bulan Juni disebabkan karena faktor lokal serta klimatologis, sehingga sering mengalami perubahan iklim, demikian disampaikan Ibnu Subrata, Prakirawan BMKG di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (8/7/21).
“Untuk curah hujan di Kota Sorong pola cuaca hujannya lokal dimana puncak curah hujan itu berada di pertengahan tahun dari bulan Juni, Juli dan Agustus jadi kalau masuk September curah hujan mulai berkurang,”
Untuk Kota Sorong sendiri sambungnya sebenarnya tidak mempunyai musim kemarau karena Kota Sorong memiliki standar berjumlah 150 dalam kategori bulan basah dan rata-rata terjadi 30 tahunan dalam melewati 150 Mili meter perbulan.
“Kalau untuk hujan sendiri tidak dapat di pungkiri Sorong ini hujan sepanjang tahun, sedangkan untuk lebatnya curah hujan tersebut terjadi pada Juni, Juli sampai Agustus,” imbuhnya.
Terkait informasi curah hujan BMKG sudah melakukan kerjasama dengan stakeholder sehingga jika ada informasi yang berkaitan dengan perubahan iklim langsung diinformasikan oleh BMKG.
Ibnu berharap agar masyarakat lebih mewaspadai dalam menghadapi curah hujan tinggi dengan membersihkan parit atau saluran air setempat agar meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan bersama. (Oke)
Komentar