KABUPATEN SORONG,- Menindaklanjuti aksi penyampaian aspirasi dan poin tuntutan dari seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran, Universitas Papua (Unipa) beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada tanggal 15 Agustus 2022 lalu, didepan kampus II Universitas Papua, kabupaten Sorong, Papua Barat.
Dimana, pada tanggal 15 Agustus 2022 lalu, mahasiswa bersama pihak fakultas hingga rektorat setelah bernegosiasi panjang, dengan menyepakati bersama bahwa dalam kurun waktu 3×24 jam, pihak fakultas maupun rektorat harus menjawab tiga poin tuntutan yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
Kendati demikian, tak digubris selama kurun waktu 3×24 jam oleh pimpinan fakultas maupun rektorat, mahasiswa identik dengan jas kuning ini, Kamis (18/8/22), sekitar pukul 11.40 WIT, dengan meluapkan kekecewaan hingga kemarahan, sembari membawa kayu, bambu hingga ranting pohon yang telah disiapkan, mahasiswa kedokteran ini melakukan aksi pemalangan tepat di pintu fakultas kedokteran atas tak digubrisnya poin tuntutan yang telah disampaikan mahasiswa sebelumnya.
Kemudian, dalam aksi pemalangan yang dilakukan ini, tak terlihat sosok Dekan hingga Rektor Universitas Papua, yang ikut hadir ditengah-tengah pemalangan tersebut.
Mewakili Dekan FK Unipa dan pihak rektorat yang tak hadir dalam aksi pemalangan pintu fakultas oleh ratusan mahasiswa, Wakil Dekan III FK Unipa, Daniel Y. Seserai menjelaskan bahwa tak hadirnya sosok Rektor Unipa saat aksi pemalangan ini dikarenakan saat ini Rektor Unipa masih dalam keadaan sibuk. Dimana disampaikannya, banyak kegiatan yang saat ini Rektor Unipa lakukan, sehingga sebagai pihak fakultas dirinya tak dapat memaksakan situasi seperti, dinilainya Rektor Unipa merupakan pimpinan tertinggi di universitas, sehingga pihaknya mencoba untuk terus berkomunikasi dengan pimpinan tertinggi rektorat ini.
“Sebenarnya rektor masih banyak kesibukan lainnya, ada beberapa kegiatan besar di universitas, beliau (rektor) bukan berarti tak mau datang, sebenarnya ada kegiatan penting yang dilakukannya, kami juga tak bisa memaksakan, karena beliau (rektor) ini adalah pimpinan Universitas, tetap kami harus menghargai beliau (rektor), beliau (rektor) punya kesibukan saat ini kami belum diberitahukan, tetap akan kami sampaikan hal ini kepada beliau (rektor),” kata Dekan III FK Unipa kepada media ini, Kamis (18/8/22).
Disampaikannya, atas nama pribadi, dirinya belum dapat memberitahu alasan pasti tak hadirnya sosok Rektor untuk menjawab poin tuntutan yang diinginkan mahasiswa, kemudian dipaparkan Wakil Dekan III FK Unipa ini, kedepannya pimpinan universitas tertinggi itu akan hadir untuk menjawab persoalan-persoalan yang terjadi saat ini, menurutnya rektor Unipa peduli terhadap seluruh mahasiswa fakultas kedokteran.
“Saya atas nama pribadi, belum dapat memberitahu alasannya ya, beliau juga sibuk, banyak kegiatan yang dilakukan rektor, banyak agenda di universitas maupun di pemerintahan. Beliau (rektor) akan datang untuk menyelesaikan, tapi beliau (rektor) belum bisa memberikan waktu yang pasti, karena kami (pihak fakultas) harus memahami ini sebagai pimpinan kami, dan beliau (rektor) punya banyak agenda, kami belum mengetahui seperti apa, yang pasti beliau (rektor) akan peduli dengan apa yang terjadi saat ini, beliau (rektor) tak hadir bukan berarti tak peduli, beliau (rektor) peduli, tapi terkait waktu saja yang belum dapat ditemui,” lugasnya.
Terkait aksi pemalangan ini, disebutkannya bahwa, ini merupakan aksi dari mahasiswa, sebelumnya pihaknya (fakultas) telah berdiskusi dengan mahasiswa FK, namun apalah daya, mahasiswa ini dengan bersikeras tetap melakukan aksi pemalangan di depan pintu rumah mereka (fakultas).
“Ini sebenarnya aksi dari mahasiswa, memang kalau ada pemalangan berarti tidak ada aktivitas yang kami lakukan, kami coba tadi berdiskusi dengan mereka (mahasiswa), akan tetapi tidak bisa juga, mereka tetap mau untuk dilakukannya pemalangan, dan mereka meminta kepada bapak rektor sebagai pimpinan universitas untuk hadir. Saya berusaha untuk berkomunikasi dengan mahasiswa untuk tak melakukan hal seperti ini, pemalangan, karena kondisinya seperti ini ya, mereka punya tuntutan, kami harus dapat menjawab apa yang mereka telah sampaikan dalam poin-poin tersebut,” jawabnya.
Ditegaskan Dekan III FK Unipa ini, bahwa mahasiswa harus mau tak mau menerima dampak atau resiko yang terjadi, dimana pihaknya telah menyampaikan kepada mahasiswa terkait resiko yang terjadi jika dilakukan pemalangan, dibeberkannya pihak fakultas beserta staf tak akan beraktivitas dan berdampak terhadap proses perkuliahan, diantaranya terkait riset, penelitian, maupun kepengurusan administrasi di fakultas.
Ditambahkannya, menurut Dekan III FK Unipa ini, mahasiswa siap menanggung resiko yang terjadi, baik dalam segi terkendalanya aktivitas perkuliahan, riset, penelitian, maupun kepengurusan administrasi lainnya di fakultas, dan ini bagian konsekuensi yang harus diterima mahasiswa, sambil pihaknya menjalin komunikasi dengan rektor untuk hadir.
“Harapan saya, bapak rektor bisa hadir bersama pimpinan lainnya, agar dapat menyelesaikan persoalan ini, yang sebenarnya merupakan masalah internal di fakultas maupun Universitas. Jadi memang tuntutannya kami belum dapat menjawab langsung, bapak rektor sendiri yang dapat menjawab persoalan-persoalan ini,” harapnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan, Markus Mili menyebutkan aksi pemalangan ini merupakan buntut dari surat yang dilayangkan mahasiswa kepada pihak fakultas maupun rektorat, namun dalam kesepakatannya tertuang bahwa 3×24 jam tak ada jawaban, mahasiswa pun melakukan aksi pemalangan pintu fakultas.
“Kemarin, beliau (rektor) kasih poin ke kami (mahasiswa) bahwa kami dikasih 3 kandidat untuk menduduki dekan, itu statement yang salah, kami mengajukan untuk penunjukan Dekan itu bapak rektor harus bijak, langsung mengerjakan itu, jangan dibuang lagi kepada mahasiswa, kami mahasiswa bukan pimpinan, pimpinan itulah yang berhak untuk memutuskan,” ucapnya.
Lanjutnya, dirinya mengatakan bahwa ini salah satu bentuk kekecewaan mahasiswa, bukan dihari ini saja, melainkan mahasiswa akan menuntut hal ini sampai tuntas, dinilainya, mahasiswa saat ini berjalan berdasarkan ketetapan Undang-undang yang berlaku, undang-undang kedokteran.
“Kami tak membuat sesuatu berdasarkan kehendak kami, kami ingin agar dapat disemarakkan standarnya dengan Universitas lainnya. Kedepannya, surat pengunduran yang dilayangkan mahasiswa, itu salah satu aksi kami kedepannya, kalaupun tak ada jawaban resmi dari rektorat, kami tak memberikan waktu atas pemalangan ini, namun apabila belum ada kesadaran dari pihak rektorat, kami akan lakukan aksi-aksi luar biasa kedepannya,” tutupnya. (Jharu)
Komentar