SORONG, PBD – Ketua RT Xaveriana Rettob dan sejumlah warga melakukan klarifikasi atas pemberitaan media ini sebelumnya terkait aktivitas galian C oleh salah satu warga Saoka lainnya. Ditemui di lokasi pengerukan gunung, Xaverina mengatakan bahwa setahu mereka bahwa ditempat tersebut akan dibangun lapangan sepak bola yang diinisiatif oleh Ongko Johan owner Moi Park.
“Kami sudah baca diberita tadi itu tidak betul, tidak ada Kali warga yang tercemar limbah dan tidak ada aktivitas galian C disini. Yang bersangkutan itu dia juga mungkin sakit hati dan dia mau menjatuhkan Ongko Johan. Ongko Johan ini sangat baik kepada kami warga disini RT 1,2,3 RW 1, RW 2 dan RW 3. Malah Ibu Lili yang dari Salawati yang tidak pernah berkontribusi bagi Kami masyarakat disini. Buktinya rumah pintar Kami dibawah itu, Ibu Lili ada tutup selokan airnya, makanya kalau musim hujan, banjir sampai ke sekolah dan anak-anak tidak bisa sekolah. Kalau ongko Johan ini, kami warga kalau ada kesulitan selalu minta bantuan ke dia,” ujar Xaverina di Saoka, Rabu sore (25/10/23).
Terkait rencana pembangunan lapangan sepak bola, Ia dan warga pun sangat mendukung, karena anak-anak bisa menyalurkan bakat dan minat mereka ke hal positif.
Sementara itu, Ongko Johan Ang menyesalkan atas pemberitaan tersebut oleh salah satu warga yang dianggapnya tidak mewakili warga pada umumnya. Ia mengatakan bahwa aktivitas yang dilakukan merupakan aktivitas pengerukan gunung untuk menimbun lapangan sekolah bola kaki Belanda yang sedang dibangun seluas 0,8 hektar.
“Jujur, ini fitnah buat Saya, Saya bekerja disini untuk orang dan anak-anak Papua khususnya yang ada disini. Sekolah Bola Kaki Belanda ini nantinya akan menjadi tempat mengasah talenta dan kemampuan anak-anak Papua untuk menjadi pemain bola profesional. Saya juga tidak berniat merusak lingkungan, Saya hanya mengeruk gunung untuk timbunan, tidak ada pencemaran dari aktivitas ini, karena Saya ini juga pecinta alam,” tegas Johan.
Ia mengatakan bahwa memang sebelumnya ada sengketa dilahan tersebut, namun Ia sudah mengantongi sertifikat dan perlahan mulai membangun sekolah bola kaki tersebut dengan progres 20 persen.
“Ini kami baru mulai lagi karena terkendala dengan dana, karena murni dari Saya pribadi tidak ada sponsor. Saya lakukan dari hati ke hati, jadi kalau ada uang baru Saya bangun, kalau tidak ada, ya berhenti dulu, yang mengerjakan pengerukan dan penimbunan juga warga disini. Jadi sekali lagi tidak benar kalau ada aktivitas galian C disini,” sebut Johan.
Terkait perijinan pembangunan serta Amdal dari pembangunan, Johan mengaku belum mengurusnya karena terkendala dana. Namun Ia sudah menyurat ke Wali Kota untuk memberikan reomendasi pembangunan sekolah bola kaki tersebut.
“Kita sudah menyurat ke Wali Kota untuk minta rekomendasi pembangunan sekolah bola, tapi kami memang belum mengurus ijinnya karena jujur kami tidak punya dana. Saya hanya niat membangun sekolah ini, kalau sudah jadi akan Kami serahkan ke Yayasan masyarakat untuk dikelola lebih baik lagi,” imbuh Johan.
Ia pun berharap kepada semua pihak untuk tidak menyebar fitnah terkait niat baiknya membuat sekolah bola kaki tersebut dengan kabar yang miring dan membuat orang salah paham. (Oke)
Komentar