BPS Papua Barat Mengadakan Release Terkait Pengangguran di Provinsi Papua Barat

MANOKWARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat mengadakan press release mengenai angka pengangguran di Papua Barat yang mengalami penurunan pasca pandemi covid-19 (07/11/2022)

Kepala Bagian Umum BPS Provinsi Papua Barat, Johannis Lekatompessy mengatakan terjadi penurunan angka pengangguran tersebut dikarenakan terbentuknya lapangan kerja baik formal maupun non formal.

____ ____ ____ ____

Sambungannya, terjadi penurunan mulai dari 0,47 persen pada tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,37 persen yang tahun sebelumnya mencapai 5,84 persen.

Johannis juga menjelaskan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami kenaikan lapangan pekerjaan sebesar 5,98 poin. Selain itu, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan motor mengalami penurunan 3,81 poin.

“Seiring meredanya pandemi covid-19 dan adanya pelonggaran aktivitas masyarakat, penduduk yang bekerja sebanyak 487.705 orang, meningkat sebanyak 4.024 orang dari Agustus 2022. Sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 30.369 orang, sementara lapangan usaha pengangkutan dan perdagangan mampu menyerap sebanyak 2.694 tenaga kerja,” jelasnya.

“Melihat dari jenis kelamin, tingkat pengangguran terbuka laki-laki sebesar 5,94 persen dan tingkat pengangguran terbuka perempuan sebesar 4,41 persen. Jadi tingkat pengangguran untuk laki-laki lebih banyak dari pada perempuan,” tuturnya.

Dari data BPS Papua Barat, penduduk bekerja masih didominasi oleh pekerja yang berpendidikan sekolah dasar ke bawah, yaitu sebanyak 32,32 persen. Sementara tenaga kerja yang berpendidikan tinggi yaitu Diploma dan Universitas sebesar 17,60 persen.

Statistisi Ahli Muda BPS Papua Barat, Ibrahim Anas Duwila juga mengatakan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian berada di pedesaan, sedangkan di wilayah perkotaan, penyerapan tenaga kerja lebih ke sektor transportasi dan pergudangan.

“Kalau pertanian memang lebih banyak di pedesaan, bukan di perkotaan. Penerimaan honorer di kabupaten kota juga memiliki andil dalam penyerapan tenaga kerja,” ujarnya.

Lanjutnya, penurunan angka pengangguran di Papua Barat disebabkan pertumbuhan ekonomi yang membuka lapangan pekerjaan. Penyerapan tenaga kerja di pedesaan tidak melihat jenjang pendidikan, sehingga penyerapannya dari jenjang SD sampai perguruan tinggi, tutup Ibrahim.

(***Rolly)

Komentar