Berikut Komoditas Penyumbangnya Inflasi di Papua Barat dan Papua Barat Daya

SORONG, PBD – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa provinsi Papua Barat mengalami inflasi secara month to month (m-to-m) sebesar 0,58% namun terjadi deflasi secara year on year (y-on-y) sebesar 0,67%.

Sedangkan di Provinsi Papua Barat Daya terjadi inflasi secara m-to-m sebesar 0,42% maupun y-on-y sebesar 0,50%.

Penyumbang utama inflasi Juni 2025 secara m-to-m di Provinsi Papua Barat adalah kelompok Transportasi dengan andil sebesar 0,29%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah Tarif Angkutan Udara, dan Sepeda Motor.

Berbeda halnya di Provinsi Papua Barat Daya, penyumbang utama inflasi Juni 2025 secara m-to-m adalah kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil sebesar 0,42%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini yaitu Ikan Tuna, Beras, Ikan Layang/Momar, dan Ikan Cakalang.

Penyumbang utama deflasi Juni 2025 secara y-on-y di Provinsi Papua Barat adalah kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Kelompok ini memiliki andil sebesar 1,41%, dengan komoditas penyumbang utama deflasi kelompok ini adalah Tomat, Cabai Rawit, Bawang Putih dan Kangkung.

Berbeda halnya di Provinsi Papua Barat Daya, penyumbang utama inflasi Juni 2025 secara y-on-y adalah kelompok Transportasi dengan andil inflasi sebesar 0,38%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini antara lain Tarif Angkutan Udara, Tarif Parkir, dan Sepeda Motor.

Ia berharap data dari BPS dapat menjadi acuan pemerintah daerah khususnya TPID untuk mempercepat realisasi APBD serta upaya lainnya untuk menekan inflasi di kedua provinsi tersebut. (Oke)

Komentar