SORONG, – Video viral durasi 2 menit 50 detik di akun tiktok kaka tua milik Norbert Tebai yang memberikan keterangan terkait pasien asli Marind ditolak berobat oleh Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Merauke dan keluarga mencari jalan mengantar ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke namun pasien langsung meninggal, Jumat (25/2/2022) malam mulai terkuak.
Kepala RS TNI AL Merauke, Letkol Laut (K) dr. D. Nursito kepada wartawan menuturkan, kronologisnya Jumat(25/2/2022) pukul 19.45 WIT datang mobil pick up berhenti didepan IGD RS TNI AL di Jalan Trikora.
Perawat TNI RS AL dengan sigap mendatangi mobil pickup yang didalamnya pasien anak berumur 10 tahun. Petugas trease mengecek langsung pasien dalam kendaraan.
Menurut hasil penilaian cepat tenaga medis menyimpulkan pasien anak itu, kondisinya stabil dan dalam keadaan sadar.
Namun karena RS TNI AL Merauke tidak memiliki dokter anak sehingga petugas respon cepat menyarankan keluarga pasien membawa ke RSUD Merauke.
“Untuk mempercepat penanganan akhirnya kita arahkan ke RSUD karena RSUD ada dokter spesialis anak dan jarak ke RSUD tidak lebih 100 meter. Dekat sehingga penanganannya akan lebih cepat. Akhirnya pasien diarahkan ke RSUD,” ungkap Karumkit.
Dia menjelaskan, setelah mendapat saran dari petugas akhirnya keluarga membawa pasien ke RSUD Merauke, namun tak berselang lama, pasien meninggal.
dr. Nursito mengatakan, kejadian tersebut menjadi masukan sangat berharga bagi RS TNI AL yang dalam keterbatasan untuk meningkatkan pelayanan.
“Bagaimana kami betul-betul bisa mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan RSAL sehingga masyarakat betul-betul tidak hanya kita beritahu dan lebih paham. Oh kenapa dirujuk (ke RSUD, red) memang harus disampaikan,” terangnya.
Karumkit mewakili Komandan Lantamal XI menyampaikan duka mendalam kepada keluarga pasien meninggal.
Sesuai permintaan keluarga pasien agar dilakukan tindakan kepada petugas medis piket Jumat (25/2/2022) malam, maka pihak RS TNI AL Merauke akan melakukan sidang kode etik secara terbuka dan menghadirkan keluarga pasien.
dr. Nursito menegaskan, tidak ada penolakan pasien anak SD kelas 3 yang meninggal seperti diberitakan media sosial.
“Tidak ada penolakan, hanya keterbatasan kita disini tidak ada dokter anak. Kami sudah siap menyatakan akan bertanggungjawab sepenuhnya dan melaksanakan proses selanjutnya sidang kode etik dengan menghadirkan pihak keluarga. Prosesnya terbuka,” tutur karumkit.(Oke)
Komentar