SORONG, PBD – Bulan suci Ramadhan seakan menjadi ajang yang dinantikan bagi sekelompok pemuda di Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Mirisnya, sekelompok pemuda di Ibukota Provinsi Papua Barat Daya melakukan aksi berbahaya dan tak patut dicontoh, yakni dengan melakukan aksi balapan liar di jalan protokol Ibukota Provinsi termuda di Indonesia ini.
Fenomena aksi balapan liar itu pun kerap kali terjadi, dimulai pada awal Ramadhan hingga memasuki penghujung bulan suci Ramadhan. Hal tersebut tentunya dapat mengganggu aktifitas lalu lintas serta mengancam keselamatan pengguna jalan lainnya.
Berdasarkan pantauan Sorongnews.com, maraknya aksi balapan liar ini terjadi pada malam hari, lebih tepatnya usai melaksanakan shalat tarawih, serta selesai pelaksanaan shalat subuh.
Aksi balapan liar di Ibukota Provinsi Papua Barat Daya kerap kali terjadi disepanjang jalan Sungai Maruni Kilometer 10 dan juga terjadi disepanjang jalan Basuki Rahmat tepatnya didepan kawasan Bandara DEO Sorong.
Sungguh disayangkan, aksi balapan liar ini justru menjadi tonton menarik sekelompok pemuda lainnya, sembari memang smartphonenya untuk mengabadikan moment yang tak terpuji itu.
Hal ini ditanggapi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sorong, Abdul Manan Fakaubun, usai melaksanakan silaturahmi dan buka puasa bersama, bertempat di Gedung ACC Al-Akbar Kota Sorong, Sabtu malam (15/4/23).
“Kita mengharapkan agar semua menjaga ketertiban dan ketentaraman,” tandas Ketua MUI Kota Sorong, Abdul Manan Fakaubun, menjawab pertanyaan wartawan Sorongnews.com, usai melaksanakan silaturahmi dan buka puasa bersama Ketua BKM, Imam Masjid dan Mubaligh se-Kota Sorong, Sabtu malam (15/4/23).
Tak hanya itu, disebutkannya bahwa, pihaknya akan melaksanakan pawai takbiran dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
“Kita akan melaksanakan pawai takbiran,” ucapnya.
Sambungnya, dirinya berharap bahwa, dengan pelaksanaan pawai takbiran nantinya, kendaraan roda dua tidak diperkenankan untuk mengambil bagian dalam pelaksanaan pawai takbiran, terlebih khusus kendaraan yang memiliki knalpot brong (racing), sehingga pihaknya berkeinginan menciptakan suasana tenang, tenteram dan damai ditengah-tengah masyarakat.
“Pawai takbiran ini hanya dianjurkan untuk roda empat dan roda sepuluh (truk), jadi semuanya harus mengikuti apa yang sudah menjadi kesepakatan. Kita ingin menciptakan suasana tenang, tenteram dan damai, karena tujuannya takbir, bukan tujuannya hanya membunyikan knalpot motor,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu warga Kilometer 10 Kota Sorong, Arwin Asrin mengaku merasa terganggu dengan adanya aksi balapan liar yang dilakukan oleh sekelompok pemuda itu.
“Sangat mengganggu ini, mereka habis lewat didepan rumah, sampai saya kaget dan terbangun, karena mereka punya suara motor, suaranya bising sekali,” beber salah satu warga Kilometer 10 Kota Sorong, Arwin Asrin saat ditanya Sorongnews.com, Sabtu malam (15/4/23), terkait aksi yang bikin resah warga dan pengguna jalan itu. (Jharu)
Komentar