Pasca Serangan KKB di Posramil Kisor 3 Tahun Lalu, 600 Warga Maybrat Masih Mengungsi di Sorong

SORONG, PBD – 3 tahun pasca insiden penyerangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Posramil Kisor Kabupaten Maybrat, sebanyak 600 warga Maybrat masih mengungsi yang tersebar disejumlah wilayah di Sorong, Papua Barat Daya.

Direktur Sekretariat Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Ordo Santo Augustinus (SKPKC OSA), Pastor Heribertus Lobya OSA mengatakan bahwa, berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, sebanyak 600 lebih warga Maybrat masih mengungsi di sejumlah wilayah di Sorong, Papua Barat Daya dalam kondisi serba kesulitan.

“Jumlah pengungsi warga Maybrat berdasarkan data tahun 2023 hingga 2024, sebanyak 600 lebih warga masih mengungsi yang tersebar di Sorong, mereka tersebar di jalan Intimpura, SP 2, SP 3, Km 28, Km 32, daerah Bambu Kuning dan sekitaran Malanu, semua pengungsi dalam kondisi serba kesulitan,” kata Direktur SKPKC OSA Pastor Heribertus Lobya OSA saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (9/1/25).

Lebih lanjut, dirinya menyebutkan bahwa, para pengungsi hingga saat ini menurutnya belum ada kebebasan yang dirasakan penuh dalam bertempat tinggal, para pengungsi masih membutuhkan kebutuhan berupa makan dan minum serta tempat tinggal layak huni.

“Para pengungsi ini belum ada kebebasan yang mereka rasakan saat bertempat tinggal, mereka masih membutuhkan bahan makanan maupun untuk minum mereka serta tempat tinggal yang layak,” sebutnya.

Diakuinya bahwa, kesulitan akses pendidikan yang dirasakan bagi anak-anak yang mengungsi dapat teratasi dengan kehadiran sekolah swasta sebagai sarana penunjang pendidikan bagi para pengungsi.

“Anak-anak kami pun kesulitan dalam aspek pendidikan, namun terdapat beberapa sekolah swasta mereka menampung anak-anak kami untuk bersekolah, menuntut ilmu dengan baik,” paparnya.

Tak hanya itu, dibeberkannya bahwa, para pengungsi turut dibekali pembinaan melalui literasi yang telah diberikan pihak terkait dalam hal pembelajaran membaca, menulis, bermain dan berdoa bagi anak-anak para pengungsi.

“Anak-anak kami juga yang mengungsi ini mendapat pembinaan dari aspek literasinya, mereka membaca, menulis, bermain dan berdoa. Selain itu, para pengungsi iki juga diberikan pengetahuan untuk berkebun, bercocok tanam dengan baik sembari Pemkab Maybrat mempersiapkan kepulangan para pengungsi secara bertahap,” bebernya.

Ditambahkannya bahwa, pada saat awal mengungsi, para pengungsi dapat menghuni satu rumah berisikan 7 kepala keluarga (KK), sembari perjalanan waktu, para pengungsi membangun pondok kecil untuk bertahan hidup.

“Awalnya itu pengungsi ada 7 KK satu rumah, namun sekarang para pengungsi ada yang membangun pondok-pondok mereka untuk bertempat tinggal sementara,” tandasnya.

Dilain sisi, Ketua Tim Pemulangan Pengungsi Maybrat, Melianus Saa mengatakan bahwa, Pemkab Maybrat sejak tahun 2022 telah membentuk tim pemulangan pengungsi kembali ke Kabupaten Maybrat.

“Pemerintah Kabupaten Maybrat sejak tahun 2022 pasca insiden itu telah membentuk tim untuk pemulangan para pengungsi, tim ini bertugas untuk memulangkan para pengungsi baik di hutan, pedalaman, maupun perkotaan untuk kembali ke Kabupaten Maybrat,” ujar Ketua Tim Pemulangan Pengungsi Maybrat, Melianus Saa saat ditemui sejumlah wartawan ditempat terpisah.

Dijelaskannya bahwa, tim pemulangan para pengungsi ini bekerja berdasarkan instruksi langsung Menteri Dalam Negeri (Mendagri) serta diperkuat kolaborasi antara pihaknya bersama TNI-Polri dalam upaya memulangkan pengungsi yang diakuinya Kabupaten Maybrat dalam kondisi aman.

“Tim ini bertugas memulangkan para pengungsi seusai instruksi Mendagri, kami tim juga berkolaborasi bersama TNI-Polri dalam melakukan pemulangan pengungsi ke daerah asalnya,” jelasnya.

Diungkapkanya bahwa, sejak tahun 2022 pasca kejadian tersebut, para pengungsi di Distrik Aifat Selatan, Distrik Aifat Timur Jauh, Distrik Aifat Timur Tengah dan Distrik sekitarnya perlahan-lahan dilakukan pemulangan dari wilayah Sorong ke daerah asalnya.

“Dalam pemulangan yang dilakukan secara bertahap, kami melibatkan para tokoh-tokoh untuk melakukan pertemuan dengan para pengungsi baik yang berada di hutan maupun di sejumlah wilayah agar kembali bertempat tinggal di daerah sana,” ungkapnya.

Ditegaskannya bahwa, tim pemulangan para pengungsi ini berkerja berdasarkan kondisi anggaran yang telah dialokasikan, sehingga ditahun 2024 para para pengungsi sudah kembali ke kampung daerah asalnya di Kabupaten Maybrat.

“Kami bekerja berdasarkan kondisi anggaran yang telah dialokasikan, tidak mungkin kami tangani terus para pengungsi sampe sekarang, kami sudah melakukan upaya pemulangan pengungsi hingga sampai ke Kampung Aisa dengan biaya yang dimiliki terbatas kami melakukan perbaikan infrastruktur dengan seadanya, bahkan tim yang dibentuk mengeluarkan biaya pribadi untuk melakukan upaya pemulangan para pengungsi ke daerah asal,” tegasnya.

Dirinya menjadi bahwa, pihaknya telah memastikan secara pasti situasi di wilayah Kabupaten Maybrat pasca insiden itu dalam kondisi aman, para personel TNI-Polri terus disiagakan di seluruh wilayah guna menjaga kondisi keamanan.

“Situasi disana aman, TNI-Polri terus disiagakan memastikan keamanan disana, TNI-Polri membantu kami melakukan pemulangan para pengungsi. Kami harapkan para pengungsi yang tinggal di wilayah Sorong dan sekitarnya dapat kembali bermukim di wilayah asalnya do Kabupaten Maybrat,” harapnya

Sebelumnya, ribuan warga Maybrat mengungsi lantaran sebanyak 30 orang KKB pada tanggal 2 September 2021 lalu melakukan penyerangan brutal terhadap Posramil Kisor dengan menggunakan senjata tajam. Diketahui, penyerangan itu terjadi saat prajurit TNI sedang tertidur pada pukul 03.00 WIT yang mengakibatkan sebanyak 4 prajurit TNI gugur ditangan kekejaman KKB. (Jharu)

Komentar