SORONG,- Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah pasien tuberkolosis (TBC ) tertinggi ketiga didunia, setelah India dan China, angka penemuan dan pengobatan kasus TBC di Indonesia masih terendah, yakni sebesar 384.025 kasus (47%) dari target yang diharapkan sebesar 85%, dengan begitu menunjukkan masih banyaknya sumber penularan TB di masyarakat.
Hal ini disampaikan Dokter spesiali anak, Riyanti Windesi saat mengisi webinar dalam rangka hari Tuberkolosis sedunia kerjasama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Papua Barat, dinas kesehatan Kota Sorong dan inisiatif Sorong bakujaga, Jum’at(25/3/22).
Disampaikannya bahwa kasus TB anak di Indonesia tahun 2020 mencapai 33.366 kasus, atau setara dengan 22 banding 10.000, dengan begitu capaian kematian anak sebesar 74.000.
“Proses penyebaran virus ini melalui udara, yakni mycrobaterium tuberkolosis saat batuk, kemudian menular disekitarnya. Bisa tertular kepada orang tua, anak-anak maupun usia lanjut, hal ini rentan terjadinya penyebaran virus TB ini,” ucapnya.
Kemudian, dipaparkannya terkait pemeriksaan terhadap virus ini, yakni uji tuberkolin atau IGRA ketika tahap ini sudah teridentifikasi hal uji berikut masuk ketahap uji lab yakni pemeriksaan dahak dan foto rontgen dada.
“Usia yang rentan meningkatkan resiko sakit TBC ini yakni pada usia balita dan remaja yang mana kekebalan tubuhnya kian kurang stabil oleh sebab itu menjadi rentan virus tersebut masuk ketubuh anak ini,” lugasnya.
Dengan begitu, diharapkan perlu ada pengawasan ketat terhadap virus ini, TBC menjadi salah satu penyakit menular, dan membutuhkan pengobatan minimal enam bulan secara teratur. (Riq)
Komentar