MERAUKE – Kapolres Merauke, AKBP Ir. Untung Sangaji, M.Hum bersama tim diantaranya satu regu Rajawali yang dipimpin Kabag Ops, Micha Toding dalam pengawalan Wakapolres, Kompol Leonardo Yoga serta dua regu Sat Brimob yang dipimpin Danyon, AKP Syarifudin Ahmad melakukan operasi dadakan mencari barang-barang terlarang di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Merauke, Senin (10/5/21) dini hari pukul 03.30 WIT.
“Setelah apel pasukan di Mako Brimob, langsung operasi dadakan mencari barang-barang terlarang di LP yang akhirnya kita temukan 32 senjata tajam (sajam) berupa pisau, tombak, dan lain-lain. Termasuk bong untuk narkoba, dua alat untuk membuat tato dan 11 handphone (HP),” ungkap Kapolres kepada Sorongnews.com, kemarin.
AKBP Untung Sangaji mengatakan, barang terlarang di LP Merauke itu ditemukan di titik-titik yang diduga. Salah satunya, senjata tajam disembunyikan dalam tanah.
Padahal sehari sebelumnya, narapidana dengan suka rela mau menyerahkan kepada kapolres sebanyak seratus lebih senjata tajam yang disimpan di LP karena kapolres mendengarkan keluhan pada napi hingga memberikan bantuan berupa dispenser, air mineral aqua, galon, biskuit dan koli cappucino. Namun, hari kedua bertandang ke Lapas masih menemukan puluhan barang terlarang.
“Alhamdulillah mereka (napi, red) bisa serahkan ratusan senjata tajam saat saya ganti galon, air mineral, biskuit, cappucino, dan dispenser supaya lebih manusiawi karena mereka minum dari jirigen yang joroknya seperti jirigen minyak tanah. Kali ini kita bisa dapat sendiri saat bongkar-bongkar tanah, mereka sembunyikan sajam dalam tanah. Sedangkan alat cukur kita kembalikan (kepada napi, red). Sewaktu-waktu kita akan datang lagi dengan gaya kita,” tutur polisi yang pernah bertugas di Aceh dan Sumatera Utara ini.
Kapolres bersyukur masyarakat binaan kini mulai membaik dan mengerti setelah diberikan arahan. AKBP Untung Sangaji pun seterusnya akan mengawasi tata kelola makanan para napi. Termasuk programnya memberikan bantuan kopi akan terus dilakukan. Meskipun sebenarnya ada anggaran yang tersedia di LP Merauke.
Menurutnya, pengawasan di Lapas Merauke sangat kurang dan lemah. Bahkan tidak ada petugas polisi. Sedangkan, di wilayah lain seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi yang sudah ia lihat sejak jadi kapolres itu setiap LP memiliki petugas polisi yang roling stay bersama tim lain pada pagi, siang, malam.
“Saya sudah tugas jadi kapolres dari ujung ke ujung. Selalu ada polisi di LP. Disini yang tidak ada. Ada yang bahaya? Dan kita dapatkan bong narkoba didalam LP, sudah kita ambil hanya kita belum sampai tes urin. Tapi kita sudah cegah dini, jangan sampai terjadi ada pembunuhan (antara napi, red) lagi dan mau lari dari sel,” tegas AKBP Untung Sangaji.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Merauke AKP Agus F. Pombos, SIK kepada media menerangkan, kasus pembunuhan dua napi oleh napi Lapas Merauke sudah dilakukan pemeriksaan pertama kepada 8 saksi dan sipir. Periksaan kedua kepada 10 napi dan pemeriksaan ketiga kepada 6 orang napi lainnya.
“Jadi total 24 orang kita periksa. Masih tahap penyelidikan,” tandasnya. (Hida)
Komentar