SORONG, – Sekitar pukul 08.00 pagi WIT, lonceng di penjagaan Lantamal XIV berbunyi panjang. Lonceng dengan nada panjang itu menandakan adanya bencana alam yang terjadi. Benar saja, bahwa diketahui telah terjadi bencana gempa bumi dengan magnitudo skala 5 di dekat perairan kepulauan Doom.
Usai mendapatkan informasi adanya gempa bumi, sejumlah pegawai dan staf Lantamal XIV berhamburan ke lapangan upacara. Selang berapa lama, BMKG mengeluarkan sirene peringatan Tsunami, raungan sirene berbunyi panjang, warga RT 01 RW 01 Kelurahan Klaligi berhamburan keluar rumah dan memenuhi jalan raya untuk menyemalatkan diri. Bunyi sirene ambulans terlihat lalu lalang disepanjang jalan untuk melakukan evakuasi dan pertolongan pertama terhadap masyarakat.
Salah satu perwira TNI AL kemudian bergegas berkomunikasi dengan sejumlah instansi terkait, terutama BPBD Kota Sorong untuk melakukan komunikasi dan langkah-langkah apa yang diambil. Personil Basarnas, BPBD, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Orari, RAPI, BMKG dan Tagana terlihat berdatangan ke halaman Lantamal XIV. Usai pengarahan, tim kemudian bergegas menjalankan tugas pokok dan fungsi mereka masing-masing.
Prajurit TNI terlihat bergegas membangun tenda darurat dan dapur umum serta rumah sakit darurat, petugas lainnya dengan cekatan membawa korban masyarakat satu persatu turun dari truk dan kendaraan yang sudah disiapkan. Warga yang luka-luka kemudian dilarikan dengan segera ke rumah sakit darurat untuk mendapatkan pertolongan. Isakan dan tangisan anak-anak semakin membuat suasana kepanikan terasa dalam pelatihan penanggulangan bencana alam yang digelar Lantamal XIV sejak hari Selasa (12/7/22) lalu dan berakhir Kamis (14/7/22).
Tidak hanya evakuasi di darat, simulasi penanganan bencana alam juga dipraktekan di perairan Sorong dan evakuasi korban menggunakan Helikopter. Saat evakuasi ini pun menarik perhatian warga karena petugas kesehatan yang disiapkan terlihat siaga dan cepat dalam menangani korban bencana. Penerbang TNI AL pun dengan sigap mendaratkan helikopter mereka tepat ditengah lapangan Mako Lantamal XIV.

Ketua RT 01 RW 01 Kelurahan Klaligi, Alwi mengaku senang dengan kegiatan yang dilakukan TNI AL dalam hal ini Lantamal XIV, karena sebagai warga yang tinggal di pesisir, mereka juga diberikan informasi dan edukasi bagaimana cara menyelamatkan diri saat gempa dan tsunami terjadi.
“Ini baru kali pertama kita dilibatkan hal begini. Kami jadi tahu juga nanti seperti apa jika ada gempa dan tsunami betulan. Saya pikir kami akan lebih siap dan siaga jika ada bencana,” ujar Alwi mewakili warga lainnya.
Sementara itu, Danlantamal XIV, Laksamana Muda Imam Musani mengatakan bahwa kegiatan pelatihan penanggulangan bencana diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiap siagaan masyarakat dalam menghadapi terjadinya bencana alam. Latihan secara terbuka dan terus-menerus, bertingkat serta berlanjut, baik secara individu maupun tingkat kesatuan dapat terpelihara dan terjaga.
“Melalui kegiatan ini juga dapat mengukur seberapa tingkat keberhasilan pembinaan dan mengetahui semua yang telah kita kerjakan apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan hasil pelatihan ini adalah potret sinergitas kinerja kita yang telah kita lakukan selama ini. Sehingga nanti apabila terjadi bencana alam sesungguhnya akan lebih mudah berkordinasi dan berkomunikasi dengan semua instansi. Kita berharap tumbuh kekompakan, rasa tanggung jawab terhadap kemanusiaan, sehingga seluruh elemen dapat menjalankan tugas dan fungsinya demi misi kemanusiaan,” ujar Danlantamal.
Ditambahkan oleh Kepala Dinas Potensi Maritim Angkatan Laut (Kadispotmaral) Laksamana Pertama TNI Dr. Suradi Agung Slamet bahwa kegiatan pelatihan penanggulangan bencana alam merupakan salah satu wujud instruksi Presiden Joko Widodo dan Kepala Staf TNI AL untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap masyarakat pesisir. Dimana Indonesia memiliki kerawanan dalam bencana alam Tsunami, karena memiliki lautan yang cukup luas dengan ribuan kepulauan. Apalagi bencana Tsunami ini dapat terjadi akibat gempa tektonik, Meteor dan topografi bawah laut.
“Dispotmar akan lakukan pelatihan secara rutin di beberapa wilayah termasuk kali ini di wilayah Lantamal XIV Sorong. Ini merupakan wujud komitmen AL dalam melaksanakan edukasi kepada masyarakat baik secara pribadi, kelompok dan sekolah untuk mengantisipasi dan meminimalisir jumlah korban akibat bencana alam,” ujar Suradi.
Mewakili pemerintah daerah, Wakil Bupati Sorong, Suka Harjono memberikan apresiasi dan mendukung pelatihan yang dilakukan Lantamal XIV dengan instasi teknis terkait. Kolaborasi dan sinergitas instansi ini tentunya diharapkan dapat terealisasi pada saat bencana alam itu terjadi.
“Supaya latihan sama dan main sama, makanya butuh komunikasi dan kordinasi. Dengan demikian Pemerintah daerah harus mendukung penuh jika terjadi bencana dan tidak overlap saat di lapangan. Kami sangat berterima kasih kepada Lantamal XIV yang telah melakukan kegiatan seperti ini, dan berharap bisa berlanjut untuk masyarakat lainnya juga,” harap Suka.
Kegiatan pelatihan tanggap bencana selama 3 hari diakhiri dengan praktek lapangan dan pemberian logistik atau sembako bagi korban bencana alam. (Oke)








Komentar