SORONG, – Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat dari unsur tokoh agama, pendeta Leonard Yarolo melakukan penjaringan aspirasi masyarakat khususnya tokoh agama dan jemaat di wilayah Sorong Papua Barat, Senin (17/8/20).
Ditemui disela-sela Kunjungan kerja Reses II di Gereja Tabernakel Puncak Rafidin, Kota Sorong, Leonard menyatakan bahwa masa Resesnya kali ini untuk mendengar secara langsung pandangan tokoh agama, masyarakat dan perempuan terkait UU nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus yang akan berakhir pada 2021 mendatang.
Anggota MRP Papua Barat (kiri) saat melakukan tatap muka dengan tokoh agama dan masyarakat
Dimana penjaringan aspirasi ini dilakukan sebagai bahan evaluasi maupun masukan kepada MRP untuk menindaklanjuti otonomi khusus yang akan berakhir pada tahun 2021. Hasil aspirasi masyarakat ini selanjutnya akan dijadikan bahan kajian dan didiskusikan secara terbuka di salah satu lapangan di kota Sorong dan dari penjaringan tersebut akan diplenokan ditingkat MRP Papua Barat. Setelah diplenokan MRP Papua Barat akan melakukan koordinasi dengan MRP Papua sebagai kakak kandung dari pemberlakuan otonomi khusus.
“Masyarakat langsung memberikan sejauh mana otsus berlaku di Papua, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraanya, Saya tidak bisa katakan apakah Otsus ini lanjut atau berhenti, butuh suatu kajian yang akan dirumuskan dan diplenokan sebagai bahan yang akan dibawa MRP Papua dan MRP Papua Barat ke Jakarta. Dari pertemuan tadi, ada yang mau lanjut ada yang minta stop. semua fokus kepada kesejahteraan, karena mereka yang rasakan,” terang Leonard.
Komentar