Wakil Bupati dan Kapolres Hadiri MPO PAM Klasis Aitinyo, Ini Pesannya

MAYBRAT, PBD- Wakil Bupati Maybrat, Ferdinando Solossa bersama-sama Kapolres Maybrat, Kompol Ruben O. Kbarek, S.IK hadir dalam kegiatan Masa Pengenalan Organisasi (MPO) PAM Klasis Aitinyo lingkungan Sion dan Immanuel, Kampung Kambufatem, Distrik Aitinyo Barat, Kamis (27/3/25).

Wakil Bupati mengatakan, GKI di tanah Papua secara khusus klasis-klasis di Kabupaten Maybrat harus bersama-sama bertanggung jawab sebagai mentor untuk konsolidasi dengan pengurus-pengurus gereja yang ada. Dominasi gereja di Kabupaten Maybrat sudah bertambah menjadi 14 dominasi.

“Oleh sebab itu, saya yakin awal mula pelaksanaan kegiatan yang dilakukan ini pasti mengeluarkan tenaga yang cukup banyak. Namun saya percaya bahwa, semua dilakukan dengan ikhlas demi kepentingan organisasi gereja dalam pekerjaan Tuhan”, kata Ferdinando Solossa.

Lanjutnya, pemerintah daerah bersama pihak keamanan TNI/Polri akan melakukan survey ke setiap gereja-gereja yang ada di Kabupaten Maybrat. Sebab, kata dia, pembangunan gereja harus mengetahui standar dan norma juga harus terdaftar dan diketahui oleh Dinas Kesbangpol Maybrat.

“Maka, sangat diharapkan dukungan doa dan moril kepada setiap dominasi gereja yang ada untuk mendukung visi dan misi program pembangunan Bupati dan Wakil Bupati periode 2025-2030 demi terwujudnya Kabupaten Maybrat yang aman, maju, sejahtera dan mandiri”, ajaknya.

Beberapa kebijakan yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah yakni, pendidikan gratis. Tentu sangat perlu kerja sama dan dukungan dari pihak gereja, karena hal ini akan berlaku pada bulai Mei mendatang. Program berikut adalah kesehatan gratis, ini merupakan peraturan dan keputusan daripada Gubernur Papua Barat Daya.

“Setelah lebaran pemerintah akan turun ke setiap kampung dan distrik untuk melakukan pengecekan kelengkapan inventaris di dalam setiap kantor kampung maupun kantor distrik. Saya juga meminta kepada pemuda-pemudi agar menghindari kekerasan yang merugikan diri sendiri, tetapi gapailah cita-citamu”, pesan Ferdinando.

Ketua Klasis Aitinyo, Pdt, A. Y Souhuwat, S.Th menjelaskan, untuk menjadi pemimpin gereja ada pedoman pemuda yang didalamnya terdapat pelatihan-pelatihan. Dalam organisasi gereja, salah satu persyaratannya adalah sudah pernah mengikuti MPO dan memiliki sertifikat MPO.

“Kami berharap apa yang telah dibekali dan di bentuk dalam bimbingan MPO agar pemuda- pemudi dapat mengaplikasikan ke setiap jemaat. Kami juga harap kepada pemerintah, jika program MBG sudah siap terlaksana agar bahan-bahan makanan seperti sayuran, ubi- ubian milik masyarakat dari hasil kebun”, ujarnya. (Valdo)

Komentar