Upacara Adat Awali Pembangunan Kantor Pemprov PBD, Pj Gubernur Sampai Terharu

SORONG, PBD – Mengawali pembangunan perkantoran pemerintahan Provinsi Papua Barat Daya dan sebelum peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI, keluarga besar Malaseme Klabilim yang merupakan pemilik hak ulayat atas tanah seluas 55 hektar mengadakan upacara adat, di depan Stadion Wombik, Kilometer 16, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (15/7/23).

Upacara adat tersebut diawali dengan seorang tetua adat, Alfius Samolo bertindak sebagai hakim adat yang memimpin jalannya upacara adat.

Upacara adat berjalan sangat khidmat dan khusyuk, dimana hakim adat dengan menggunakan bahasa daerah Moi meminta supaya para roh leluhur dan arwah tidak perlu mengganggu ketika tanah ini sudah diberikan. Supaya para orang atau kontraktor yang melaksanakan pekerjaan ini tidak mengalami gangguan.

Salah satu keturunan dari pemilik hak ulayat, Robert Malaseme mengatakan, upacara adat yang dilaksanakan diatas lahan yang akan dibangun sarana prasarana Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, merupakan sesuatu yang sangat sakral.

“Upacara adat ini sangat sakral, dimana kami meminta restu kepada Tuhan sang pemilik langit dan bumi serta para leluhur yang ada ditempat ini, agar setiap rangkaian yang ada mulai dari peletakan batu pertama sampai pada tahapan pembangunan fasilitas milik pemerintah Provinsi Papua Barat Daya berjalan dengan lancar dan baik,” ungkap Robert Malaseme.

Dijelaskan Robert, dalam upacara adat tersebut hakim adat berdiri dengan mengarahkan tongkat yang dipegangnya kearah atas langit dan ke tanah, yaitu untuk meminta persetujuan kepada Daso yakni Tuhan Yang Maha Esa dan Naigik yaitu Tuhan yang ada di tanah agar merestui apa yang hari ini harus dilakukan.

Selain itu, mama-mama dari keluarga Malaseme Klabilim juga tampak menggantung sarung, kain dan manik-manik diatas para-para yang dibuat. Hal ini sebagai persembahan yang dilakukan ketika membuka lahan baru, untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan.

“Kita lihat disitu ada para-para (meja yang terbuat dari bambu), diatasnya ada pinang, kapur sirih, rokok, nasi bungkus, kain, sarung dan manik-manik. Itu semua sebagai tanda persembahan kepada para leluhur. Dimana kami minta supaya ketika serahkan tanah ini tidak dengan dua atau tiga hati, tetapi dengan satu hati diserahkan sepenuhnya untuk Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya membangun gedung Kantor Gubernur Papua Barat Daya,” ujarnya.

Keluarga Malaseme Klabilim, sambungnya, sudah menyerahkan sepenuhnya tanah ini untuk Pemerintah. Tinggal Pemerintah akan membangun diatas tanah ini. Diakhir upacara adat, para tua-tua adat menyebut nama-nama para tua-tua atau tokoh-tokoh mereka yang sudah mendahului mereka. Hal ini supaya dikemudian hari, mereka tidak mengganggu.

“Tapi mereka menjadi saksi karena persembahan mereka sudah diberikan, jadi tinggal para leluhur menyetujui apa yang sudah hari ini pemerintah provinsi akan lakukan. Provinsi Papua Barat Daya akan menjadi Provinsi yang termaju di tanah Papua, karena dibangun diatas tanah orang-orang yang rendah hati. Karena ketika mereka rendah hati, maka negeri ini diberkati. Kalimat yang diucapkan tadi, di kemudian hari mereka sudah tidak akan menuntut karena mereka sudah berikan dalam upacara adat yang sangat sakral,” tegasnya.

Sementara itu, Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Mochammad Musa’ad menyatakan, sangat terharu menyaksikan upacara adat yang dilakukan oleh keluarga besar Malaseme Klabilim.

“Upacara adat ini merupakan sesuatu yang sangat sakral, dengan penghormatan yang penuh kepada leluhur dan yang utama kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” ungkap Pj Gubernur Papua Barat Daya.

Dengan dilaksanakannya upacara adat hari ini, kata Musa’ad, akan menjadi awal yang baik untuk memulai mempersiapkan pusat pemerintahan Provinsi Papua Barat Daya di tempat ini.

“Dalam pergumulan yang panjang akhirnya kita memilih tempat ini dan saya sebagai Penjabat Gubernur dan atas nama pemerintah pusat maupun juga pemerintah Provinsi Papua Barat Daya beserta semua jajaran pemerintah, menyampaikan terima kasih penghormatan yang tinggi dan apresiasi kepada keluarga Malaseme Klabilim yang dengan ikhlas memberikan tanah seluruhnya kepada pemerintah untuk digunakan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Papua Barat Daya,” ujar Musa’ad.

Lanjutnya, ini sebuah sejarah yang tidak akan dilupakan sepanjang hayat masih dikandung badan. Jadi setiap orang yang datang kesini dan nanti menyaksikan pusat pemerintahan ini tetap akan mengenang bahwa tanah ini diatasnya ada bangunan pusat pemerintahan Provinsi Papua Barat Daya, ini secara ikhlas diberikan oleh keluarga besar Malaseme Klabilim.

“Atas nama pemerintah kami menyampaikan terima kasih perhatian yang tinggi dan atas kerjasama ini juga mudah-mudahan kedepan kita terus bersama-sama tidak hanya membangun bangunannya, tetapi juga mengisi bagaimana agenda-agenda untuk mensejahterakan masyarakat di wilayah Provinsi Papua Barat Daya,” tegasnya.

Penjabat Gubernur PBD juga mengharapkan doa dari semua pihak, sehingga proses kegiatan peletakan batu pertama yang nanti akan dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin dan nanti prosesi pembangunan gedung pusat pemerintahan dan penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Papua Barat Daya, dapat berjalan dengan lancar, aman dan bermakna untuk kepentingan percepatan pembangunan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Papua Barat Daya.

Hadir pula dalam upacara adat tersebut, Penjabat Sekda Provinsi Papua Barat Daya Edison Siagian, Penjabat Bupati Sorong Yan Piet Mosso, Penjabat Wali Kota Sorong George Yarangga dan seluruh pimpinan OPD di lingkup Pemprov PBD. (Oke)

 

Komentar

News Feed