Tahapan Lelang Terindikasi Nepotisme, Pengusaha Papua Ini Minta Polisi dan Jaksa Turun Tangan

SORONG, PBD – Absolom salah satu pengusaha lokal asli Papua dari PT Cimendang Sakti Trakindo mengeluhkan proses lelang yang dilakukan BBKSDA Papua Barat belum lama ini.

Kepada media melalui saluran telepon, Sabtu (26/8/23), Absolom mengakui ada yang ganjil saat akhir penentuan pemenang tender pembangunan kampus II SMK Kehutanan Manokwari yang berlokasi di Sorong.

Diungkap olehnya tender senilai 67 Miliar itu sejak awal berjalan normal, namun saat klarifikasi dan pembuktian berkas dan dokumen ada yang ganjil.

Keganjilan pertama dirasakan Absolom karena dari 3 perusahaan yang lolos sampai tahap akhir yaitu PT Murni, PT Relis dan PT CST jam pembuktian antara PT nya dengan PT Relis sangat berbeda jauh dilakukan oleh Pokja Balai Kehutanan BBKSDA pada 11 Agustus 2023.

“Biasanya pembuktian itu dilakukan sesuai undangan, maksimal 2 jam. Tapi PT Relis dari pagi jam 8 sampai jam 10 malam, tidak sesuai jam kantor,” ujar Absolom.

Keganjilan kedua adalah, dilakukannya kembali pembuktian pada tanggal 24 Agustus 2023. Dimana usai pembuktian langsung keluar pemenang tender.

“Isu yang berkembang dikalangan kami kontraktor, pemenang ini adalah bawaan ketua panitia dan sekretaris panitia pokja. Ada indikasi kerabat mereka dikasih waktu lebih untuk membenahi administrasi,” duga Absolom.

Oleh karena itu, Ia meminta kepada pihal kepolisian dan kejaksaan untuk dapat menyelidiki proses tender di BBKSDA tersebut, karena terindikasi ada kecurangan dan nepotisme.

“Kami berharap sebagai kontraktor asli Papua, kami juga diberikan kesempatan dan ruang untuk dapat bersaing dengan kontraktor lain. Kami juga minta transparansi alasan PT Relis bisa dimenangkan padahal Kami tahu sendiri mereka banyak kekurangannya dibandingkan kami,” harap Absolom.

Sementara itu, nomor salah satu pokja yang didapat redaksi, belum bisa dihubungi karena HP dalam keadaan off. (Oke)

Komentar