RU VII Kick Off Meeting (KOM) EPC Open Access Kilang

Berangkat dari beberapa faktor di atas, adanya trend penurunan crude serta upaya RU VII untuk menghilangkan ketergantungan pada crude oil tertentu, maka RU VII kemudian berupaya untuk mencari alternatif sumber crude lain yang lebih murah dengan spesifikasi yang sama maupun yang lebih baik untuk meningkatkan profit margin seiring dengan transisi RU VII menjadi subholding serta memperkuat ketahanan stok energy dengan jumlah yang mendukung pemerataan BBM di seluruh wilayah Indonesia guna mendukung percepatan pembangunan di tanah Papua.

Sebagai langkah awal strategis pengembangan RU VII Kasim, Proyek Open Access meliputi pembangunan jetty baru untuk mengakomodir loading kapal dengan tonase hingga 50.000 DWT (deadweight tonnage), sehingga diharapkan dengan volume yang lebih besar akan berdampak pada freight cost bahan baku per barrel yang semakin dapat ditekan. Selanjutnya crude yang akan dialirkan dari jetty baru tersebut, akan ditampung pada 4 tangki yang akan dibangun dengan kapasitas masing-masing 110.000 barrel sehingga diharapkan RU VII memiliki ketahanan stok selama 44 hari.

“Proyek Open Access ini merupakan hasil sinergi dan kontribusi dari kolaborasi berbagai pihak, antara lain PT JGC sebagai FEED designer, Konsorsium PT Hutama Karya (Persero) dan PT Gerbang Sarana Baja sebagai EPC Kontraktor serta PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai Project Management Consulting.
Proyek Open Access ini diharapkan dapat mengawal peningkatan pemenuhan BBM di kawasan 3T yaitu Terdepan, Tertinggal, Terluar” imbuh Yulianto.

Dalam sambutannya yang sekaligus membuka rangkaian kegiatan Kick off Meeting Proyek Open Access, Djoko Priyono menyampaikan agar dalam proyek Open Access ini seluruh pihak yang terlibat tetap menjaga dan mengikuti protokol Covid-19 di RU VII sehingga tidak timbul cluster baru proyek Open Access.

___ __ ___ ___ ___ ___ ___ ___ __ ___ __ __ __ ___

Komentar