SORONG, PBD – Puskesmas Tanjung Kasuari (Tangkas) pada periode 2020 – 2022 terdata memiliki angka stunting sebanyak 36 anak. Namun pada tahun 2023, angka anak dengan stunting mengalami penurunan menjadi 16 anak stunting. Hal ini disampaikan Kepala Puskesmas Tangkas, Yanto Yumame kepada sorongnews.com, Selasa (21/2/23).
“Sesuai data dua tahun lalu jumlah anak penderita stunting 36 anak dan pada 27 januari 2023 setelah validasi ternyata ada penurunan menjadi 16 anak,” ungkap Yanto Yumame usai melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga di kelurahan Suprau Kota Sorong.
Jelasnya, upaya pertama yang dikerjakan yaitu lewat penyuluhan kepada masyarakat tentang apa itu stunting. Kemudian intervensi berupa pemberian makanan tambahan berupa susu, kacang hijau, dan gula yang diberikan pada hari pertama sampai sampai 6 hari kedepan.
Lanjutnya, pada hari ke tujuh akan dilakukan pemantauan ulang oleh petugas kesehatan tangkas, diantaranya pengukuran tinggi badan untuk mengetahui status gizi dari anak.
“Apabila belum ada perubahan otomatis intervensinya akan berlanjut terus sampai benar-benar status gizinya sudah naik,” terang Yanto.
Selain itu, ada pula program Gizi Berjalan oleh Tim Penggerak PKK Kota Sorong dan fokus lebih ke penanganan stunting lewat pemberian makanan tambahan berupa bubur ayam dan telur. Program gizi berjalan hanya berlaku untuk sekali lewat pencangan, jadi langsung selesai hari itu juga sehingga perkembangan dari anak tidak terpantau secara berurutan.
“Berbeda dengan pihak puskesmas sebab status anak terus terpantau dengan baik sampai stunting benar-benar tuntas,” tandasnya.
Bebernya, target puskesmas satu dua minggu sudah ada perubahan, namun dilihat lagi pada keluarga apakah makanan tambahan benar-benar hanya untuk anak penderita stunting atau saudara-saudaranya dan sebagainya.
Tambahnya, program ini terus dilakukan agar semua anak penderita stunting segera pulih dan status gizi bisa sama seperti anak-anak pada umumnya. (Mewa)
Komentar