MERAUKE, PAPUA SELATAN – Pejabat (Pj) Gubernur Provinsi Papua Selatan (PPS), Apolo Safanpo bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menegaskan beberapa hal sehubungan dengan peristiwa yang terjadi di Kampung Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan (PPS) baru-baru ini.
Dimana, sebelumnya seorang pria di Merauke, Albertus Mahuze (32) meninggal dunia setelah mabuk berat dan membuat keributan di depan Pos TNI Angkatan Laut (Posal) Ilwayab, Selasa (21/2/23) lalu, sekitar pukul 23.00 WIT.
Keributan tersebut memicu perkelahian antar 2 orang warga Okaba yang merupakan kakak beradik, Albertus Mahuze dan Daniel (29) dalam kondisi mabuk berat hingga dilihat oleh anggota Posal Ilwayab, Kld Mus Mario.
Niat mencoba melerai keributan, anggota TNI AL justru dipukul dari belakang, sehingga pemabuk tersebut diamankan ke Posal Ilwayab untuk istirahat.
“Saya Pj Gubernur Papua Selatan atas nama Forkopimda Papua Selatan, perlu menyampaikan bahwa pimpinan TNI AL telah mengambil langkah-langkah penegakan hukum terhadap para pelaku (anggota Posal, red) sehubungan peristiwa di Ilwayab,” ungkap Pj Gubernur PPS, Apolo Safanpo dalam konferensi pers di Kantor Gubernur PPS Gedung Negara Merauke, Selasa (28/2/23).
Kemudian, dikatakannya bahwa dengan masalah itu, pihak keluarga telah mempercayakan penyelesaian masalah oleh aparat penegak hukum.
“Pihak keluarga telah mempercayakan penyelesaian masalah tersebut kepada aparat penegak hukum,” tegas orang nomor satu di Papua Selatan ini.
Oleh karenanya, Pj Gubernur Apolo Safanpo mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat di Provinsi Papua Selatan agar tidak terprovokasi dengan isu-isu yang dapat menimbulkan keresahan ditengah-tengah masyarakat.
“Marilah kita bersama-sama seluruh komponen masyarakat ikut menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif agar masyarakat dapat melaksanakan aktivitas sehari-hati secara normal,” ajak mantan Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Pemerintahan itu
Dikesempatan yang sama, Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) XI Merauke, Brigjen TNI (Mar) Gatot Mardiyono menjelaskan bahwa langkah tegas yang diambil setelah kejadian yaitu menarik 2 prajurit TNI AL Posal Ilwayab ke Kota Merauke bersamaan dengan pemulangan jenazah Albertus Mahuze.
“Saya tarik langsung 2 personel yang menurut laporan diduga melakukan pemukulan saat mengamankan keributan antar warga yang mabuk berat dan membuat keributan. Jadi langsung saya masukkan dalam sel tahanan Lantamal XI,” lugasnya.
Bahkan, keesokan hari, pihak keluarga sudah datang ke Lantamal XI untuk melihat langsung 2 personel Posal Ilwayab yang sudah ditahan dalam sel.
“Pihak keluarga sudah melihat, ada penindakan tegas dari TNI AL. Sudah melihat juga ada 2 personel Posal Ilwayab di sel tahanan Lantamal XI,” beber Danlantamal.
Saat ini, sambung Brigjen TNI (Mar) Gatot Mardiyono, Kasie Lidik Polisi Militer TNI (POMAL) Mayor Wijaya bersama Dantim Intel sudah berada di lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) Ilwayab.
“Agak terlambat 2 hari (olah TKP, red) karena untuk pesawat (ke Ilwayab, red) tidak ada. Kemudian, speed yang rencana mau digunakan berangkat, rusak. Akhirnya baru Senin pagi meluncur ke Ilwayab dan sekarang sudah olah TKP,” lugasnya.
Danlantamal XI menyampaikan, setelah ada hasil dari olah TKP, nantinya semua bisa mengikuti proses penegakan hukum secara transparan.
Terlebih jenderal bintang satu ini sudah berjanji kepada pihak keluarga Albertus Mahuze bahwa TNI AL tidak akan menutup-nutupi proses tindakan hukum apabila benar kedua prajurit Posal Ilwayab melakukan pelanggaran.
“Peristiwa yang terjadi di Ilwayab ini 2 orang warga, kakak beradik dalam kondisi mabuk berat sehingga menyebabkan tim investigasi kami agak kesulitan untuk meminta keterangan kepada saksi yang kondisinya mabuk saat kejadian. Semoga ada saksi lain disana (TKP, red) yang melihat sehingga tim kami dapat fakta-fakta yang benar dan relevan,” ucapnya.
Danlantamal XI mengatakan, dari segi hukum akan dilihat oleh tim ahli terkait keterangan orang dalam kondisi mabuk.
“Kami TNI khususnya TNI AL bersama-sama dengan pemerintah daerah membangun Papua Selatan ini aman dan damai,” pungkasnya.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, kronologi peristiwa di Ilwayab, bermula saat Albertus Mahuze bersama Daniel yang mabuk dan membuat keributan diamankan.
Keduanya diberikan makan dan dipersilahkan untuk beristirahat di Posal Ilwayab. Hingga diperoleh data,
Albertus Mahuze bekerja sebagai ABK kapal ikan KMN Aulia 01, sedangkan adik kandungnya, Daniel bekerja sebagai ABK KMN Tiro Indah.
Pada Rabu, 22 Februari 2023 pukul 03.00 WIT, Albertus bersama Daniel mulai sadar dari mabuknya dan mandi untuk bersihkan bekas muntahnya. Kemudian duduk ngobrol dan diberi air mineral oleh personel Posal Ilwayab.
Setelah itu, anggota Posal mengantar Albertus dan Dianiel dengan berjalan kaki menuju kapal untuk istirahat di Kapal. Selanjutnya, anggota TNI AL kembali ke Posal Ilwayab.
Sekira Pukul 13.30 WIT, ABK KMN Aulia 01 menelpon Daniel untuk melihat kakaknya, Albertus.
Daniel pun kembali menuju kapal dan mengecek Albertus, namun Albertus tidak bangun-bangun.
Setelah dicek sudah meninggal dunia. Sehingga tindakan yang dilakukan Lantamal XI langsung membantu mengevakuasi korban dari Distrik Ilwayab ke rumah duka di Jalan Gudang Arang, Kota Merauke dan membantu proses pemakaman.
Danlantamal XI pun memohon maaf atas musibah tersebut. Kini investigasi sedang dilakukan oleh Polisi Militer AL (POMAL) berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Pantauan Sorongnews.com, tampak hadir dalam pertemuan tersebut, diantaranya Gubernur PPS didampingi Danlantamal XI, Danlanud Johanes Abraham Dimara (DMA), Kolonel Pnb Onesmus Gede Rai Aryadi Kasrem 174/Anim Ti Waninggap (ATW), Kolonel Inf Frits Wilem Rizard Pelamonia, Karo Umum Pemprov Papua Selatan, Jaswadi dan Stafsus Pemprov Papua Selatan. (Hidayatillah/Jharu)
Komentar