Pemprov Papua Barat Umumkan Tanggap Bencana Banjir di Kota Sorong 14 Hari

SORONG, – Pj Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw mengeluarkan surat pernyataan bencana alamĀ  di Kota Sorong pada Selasa (23/8/22).

Dimana dalam keterangannya usai rapat terbatas bersama Kepala BPBD Provinsi Papua Barat, Plt Sekda Kota Sorong, Kepala BPBD Kota Sorong dan OPD terkait di kantor Wali Kota Sorong, Selasa sore (23/8/22) Ia membenarkan bahwa telah mengeluarkan surat tanggap bencana selama 14 hari untuk penanganan bencana alam di Kota Sorong.

____ ____ ____ ____

“Saya sebelumnya prihatin dan turut berduka cita atas musibah tanah longsor yang mengakibatkan seorang Ibu dan Anak yang meninggal dunia dan telah dibawa ke Salatiga oleh Ikaswara untuk pemakaman dan ribuan warga terdampak banjir di wilayah Sorong,” ujar Waterpauw.

Ia mengatakan bahwa perubahan cuaca yang semakin ekstrim ini juga patut diwaspadai oleh semua pihak, baik OPD terkait maupun masyarakat itu sendiri.

“Tolong tetap waspada dengan berbagai kondisi yang dipunyai, keluarga yang ada disekitar bantaran sungai, lereng gunung, bukit dan sebagainya apabila mengalami hujan terus menerus harus prepare bukan hanya barang tetapi jiwa yang utama. mengungsi sementara apalagi malam hari, sedang lepas lelah, tidur nyenyak tapi tetap harus waspada,” pesan Watrepauw.

Dari pihak Provinsi sendiri akan berkolaborasi dengan Pemda Kota Sorong untuk penanganan pasca bencana terutama keperluan logistik sejumlah masyarakat terdampak longsor dan banjir.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Sorong, Herlin Sasabone dalam keterangannya mengatakan bahwa data terakhir Selasa sore bahwa terdapat 2 rumah yang rusak berat di distrik Sorong Barat akibat longsor. Dimana 2 orang meninggal dunia dan 2 korban luka berat. Sedangkan bencana banjir terjadi hampir di seluruh Kota Sorong dengan 9 titik rawan banjir setinggi 120 cm dan sisanya dengan ketinggian 50 cm.

Dalam menanggapi tanggap bencana alam selama 14 hari, BPBD telah membuka posko bencana sebagai tempat pendataan dan klasifikasi data, korban material, korban jiwa dan menampung bantuan logistik serta menyalurkan bantuan logistik kepada keluarga terdampak.

“Saat ini memang kebutuhan mendesak adalah air bersih, air minum dan kebutuhan bahan makanan. Kami akan segera mendistribusikan stok logistik yang ada dari BPBD maupun Dinas Sosial kepada tempat pengungsian yang disiapkan masyarakat,” ujar Herlin.

Ia pun mengatakan bahwa kepada kelurahan atau distrik, jika di wilayahnya ada dibuka dapur umum dapat diberitahukan kepada BPBD agar memudahkan pendistrubusian logistik kepada masyarakat.

“Kita tidak buka dapur umum, tapi kami akan mensuplai bahan makanan kepada dapur umum yang dibuat oleh masyarakat,” imbuh Herlin.

Ia juga berpesan kepada warga masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti ajuran peringatan dini BMKG yang dapat diakses melalui akun media sosial BMKG ataupun di website BMKG.

“Intensitas hujan di Bulan Juli, ternyata bergeser di Agustus, warning BMKG bisa mengikuti langsung dengan baik sesuai informasi dari BMKG supaya bisa lebih waspada. Mereka yang ada di rawan banjir, longsor, apabila hujan dengan durasi lama untuk segera mengevakuasi diri ketempat yang aman,” imbau Herlin. (Oke)

 

Komentar