Ngobrolin Vaksinasi COVID-19 Bersama Dokter Ideham

SORONG,- Menjelang ulang tahun ke 1 sorongnews.com pada Minggu (8/8/21) mendatang, Redaksi Sorongnews bersama komunitas #bakujaga menggelar diskusi singkat terkait persoalan vaksin COVID-19 yang menjadi perbincangan hangat ditengah masyarakat umum, dengan menghadirkan pemateri berkompetensi, dr Ideham Said yang kesehariannya adalah dokter di Puskesmas Malanu Kota Sorong serta dokter aktif menangani pasien COVID-19 di Kota Sorong, Papua Barat.

Zoominar yang digelar Jum’at (06/8/21) mendapatkan antusias dari sejumlah warga terlihat dengan banyaknya peserta zoominar dan menghadirkan moderator Dayu Rifanto dari Bakujaga.

Adapun poin penting yang menjadi pembahasan Dr Ideham Said dalam acara tersebut adalah :

1. Penanganan COVID 19 Dinamis

Menurut Ideham di seluruh negara pertama kali merasakan COVID-19, sehingga semuanya terasa begitu dinamis, dimana setiap negara secara terus-menerus mencari obat defenitifnya.

“Penyakit yang begitu dinamis pengobatan yang begitu dinamis serta aturan yang terkait juga begitu dinamis sehingga COVID-19 ini terus bergerak sangat dinamis kita terus mempelajarinya dan sampai detik ini belum ada obat yang definitif, jadi jangan kaget kalau obatnya terus-menerus berubah seiring berjalannya penelitian COVID-19,” terang Ideham.

2. Dosis Vaksin Pertama dan Kedua Berbeda Jauh

Ditambahkan oleh Ideham bahwa ada fenomena bahwa dosis pertama vaksin lebih tinggi dibandingkan dosis kedua vaksin. Hal ini seperti dikutipnya dari data Kemenkes per 5 Agustus 2021.

“Dosis satu sudah cukup tinggi 48 juta sekian sedangkan di dosis kedua cukup jomplang walaupun memang ada beberapa jaraknya baru 21 jutaan. Saya lihat dosis satu meningkat karena, saat ini menjadi syarat admistrasi. Padahal waktu awal-awal sangat susah mencari orang untuk vaksin tapi Pemerintah mewajibkan untuk menjadi syarat utama dalam melakukan perjalanan, semua pada rebutan ikut vaksin sampai desak-desakan luar biasa,”urainya.

3. Semua Kalangan Sekarang Bisa Vaksin Jika Kondisi Stabil

Ideham mengungkapkan usia diatas 59 Tahun juga bisa mengikuti vaksinasi, yang awalnya tidak bisa jadi makin luas menangkal vaksin sehingga menurut hasil temuan dari Juli hingga Agustus tanggal 5, angka kejadian positif telah menurun.

Bahkan sekarang, yang hamil juga dapat mengikuti vaksinasi yang penting usia kehamilannya diatas 12 Minggu, kemudian ibu menyusui umur berapa pun bayi disusuinya juga dapat mengikuti vaksinasi, lansia dan hipertensi juga dapat mengikuti vaksinasi dengan catatan kondisi kesehatan stabil.

“Jadi tidak ada lagi istilah saya ini ada penyakit bawaan, intinya datang dulu ke tempat vaksin nanti ada dokter yang screening serta menentukan ini bisa vaksin atau tidak,”tandas Ideham.

Selain itu menurut Ideham sebelum vaksin tersebut diberikan kepada masyarakat ada sekitar 1.300 relawan yang telah melakukan uji coba vaksin dari berbagai kalangan, ras dan genetika.

“Jadi mau tubuhnya kecil atau besar, kulitnya hitam atau putih, yang secara genetika berbeda, vaksin ini dipastikan aman dan halal karena sudah memperoleh restu MUI,” imbuh Ideham.

4. Vaksin Satu-Satunya Cara Menghentikan Penyakit Menular

Ia menjelaskan bahwa tidak benar jika ada anggapan masyarakat yang menyatakan bahwa vaksin tidak bisa menghentikan penyakit menular. Faktanya berpuluh tahun lalu, telah terbukti vaksin dapat menghentikan penyakit menular. Seperti vaksin cacar pada tahun 1956, atau vaksin lainnya seperti Polio, DPT dan lain sebagainya yang terbukti menjadi satu-satunya cara menghentikan penyakit menular.

“Seharusnya kita sudah sadar diri untuk segera mengakses vaksin jika sudah tersedia, karena Kementerian Kesehatan menargetkan agar masuk Desember ini sudah bisa menerima 258 juta vaksin,”lugasnya.

Menurut Ideham, tidak ada ruginya orang untuk divaksin. Selain memberikan kekebalan tubuh, juga menjaga kekebalan komunitas

Ideham berharap agar ketika vaksinasi yang dilakukan di Indonesia mencapai 75% atau sesuai dengan ketentuan Pemerintah, maka tidak perlu lagi yang namanya surat Swab, tidak perlu lagi yang namanya masker sehingga semuanya bisa hidup bebas tanpa masker dan bisa bernafas lega.

5. Sorongnews Miliki Tanggung Jawab Mengedukasi Masyarakat

Pemimpin Redaksi Sorongnews.com, Olha Irianti Mulalinda, SE mengatakan bahwa sebagai platform news digital, Sorongnews.com yang lahir ditengah Pandemi COVID 19 memiliki tanggung jawab mengedukasi masyarakat dengan pemberitaan yang positif dan benar.

“Diluar sana terlalu banyak informasi yang tidak diketahui kredibilitasnya. Dengan kegiatan zoominar ini, selain memberikan edukasi juga masyarakat diajak terlibat dalam tanya jawab dengan nara sumber berkompeten. Ini salah satu terobosan Sorongnews.com memasuki usia pertamanya,” ujar Olha.

Selain itu salah satu anggota #bakujaga Engelbert, mengucapkan selamat ulang tahun ke 1 tahun kepada sorongnews.com karena menurutnya semua ada untuk saling baku jaga dan bekerja sama kedepannya karena semua orang ingin membantu namun tidak memiliki wadah, sehingga dengan adanya baku jaga ini kiranya bisa merubah cara berpikir sebagian orang terkait dampak vaksinasi.

Kegiatan tersebut diakhiri dengan pembagian hadiah pulsa sebesar Rp50ribu bagi sepuluh orang pemenang serta ucapan selamat ulang tahun dari para peserta agar sorongnews.com makin maju dan membagikan informasi yang terupdate dan makin jaya kedepannya. (Fatrab)

Komentar