MUI Papua Barat Undang Pakar Manuskrip Kuno Islam

Di bagian tengah halaman, tampak juga ilustrasi yang serupa hanya berbeda Surah. Sayangnya, pada bagian awal dan akhir tidak tercantum kolofon sehingga saat ini belum dapat diketahui siapa, kapan, dimana dan untuk tujuan apa Manuskrip Samson ini dibuat.

Namun, dari jenis tinta yang dipergunakan, yaitu tinta emas, agaknya bisa dipastikan bahwa itu adalah berasal dari spidol. Begitu juga warna-warni yang menyusun ilustrasinya. Tidak ada ilustrasi lainnya, selain yang disebutkan tadi.

____ ____ ____ ____

Pembina Nasional Forum Mahasiswa Studi Agama-Agama se-Indonesia (FORMASAA-I) Rakeeman R.A.M Jumaan yang merupakan pemilik dan pemelihara naskah itu langsung mengambilnya ke Pelabuhan Manokwari. Perlu dua orang TKBM untuk menurunkannya dari kapal ke mobil. Meski beratnya hanya sekitar 42 kg saja, namun mengingat volumetrik yang besar, cukup sulit untuk membawanya.

Manuskrip Samson itu memiliki fungsi sebagai obyek penelitian yang penting. Sebab, ditengarai di Papua ini banyak terdapat manuskrip sejenis.

“Apakah penulis dan asal lokasi pembuatannya sama? Hanya penelitian Filologi dan Kodikologi yang dapat menjawabnya,” ungkap Jumaan. (Oke)

Komentar