SORONG, PBD – 20 Mahasiswa dari Southern Cross University (SCU) Australia, didampingi dua dosen, Prof. Amanda Reichelt Brusshet dan Prof. Kirsten Benkendorf mengunjungi Rumah Singgah Bentang Alam Papua Foundation diawali dengan menyusuri Sungai Remu Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (20/8/24).
Usai menyusuri Sungai Remu, mahasiswa SCU dan dosen pembimbing melakukan diskusi terkait penanganan sampah dengan pengurus Yayasan Bentang Alam Papua.
Ketua Bentang Alam Papua Foundation, Syafrudin Sabonama mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Universitas Muhammadiyah (Unamin) Sorong dan SCU yang telah menjadikan Yayasan Bentang Alam Papua sebagai salah satu tujuan kunjungan mahasiswa untuk melihat langsung intervensi lembaga sosial dalam penanganan sampah di wilayah Papua Barat Daya khususnya di Kota Sorong.
“Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari kondisi sungai di negara berkembang, khususnya di Sorong, Papua Barat Daya. Kerjasama antara Southern Cross University dan Universitas Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS) menjadi jembatan bagi para mahasiswa untuk datang ke Sorong dan berbagi pengetahuan,” terang Sabonama.
Ia menambahkan dari hasil diskusi tersebut salah satu masalah utama yang dibahas adalah pengelolaan sampah dan sanitasi. Para mahasiswa Australia menyoroti kebiasaan masyarakat yang membuang limbah domestik langsung ke sungai. Mereka juga mengusulkan penggunaan produk-produk yang dapat didaur ulang untuk mengurangi sampah plastik.
“Tadi mereka juga tanya apa peran pemerintah dalam upaya penanganan sampah di sepanjang sungai dan apakah ada regulasi terkait penggunaan kemasan ramah lingkungan seperti daun atau tas noken,” ujar Sabon.
Sebagai anggota DPRD, Ia juga mengatakan bahwa Ia bersama DPRD telah mengupayakan untuk pengurangan limbah plastik sekali pakai.
Ia berharap kunjungan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan, apalagi di Papua Barat Daya khususnya Raja Ampat sebagai segitiga terumbu karang dunia dan wilayah konservasi.
Prof. Amanda Reichelt Brusshet dan Prof. Kirsten Benkendorf dari SCU Australia menyatakan bahwa kunjungan tersebut setelah salah satu mantan mahasiswanya, Nur yang saat ini menjadi Dosen di Unamin Sorong menceritakan soal pengelolaan sampah di Kota Sorong dan menjadi polusi di Sungai besar di Kota Sorong.
“Master’s student Nur and I connected last year and we discussed River Health and that his hometown has a very large river and has a lot of health problems. I do a lot of my work on pollution in rivers and help find solutions to the problem. we will work together to help each other and that is my hope,” ujar Amanda.
Iapun siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam penanganan limbah sampah. Salah satu hal yang sangat penting adalah memastikan seluruh kota memiliki sistem pengelolaan limbah domestik yang memadai, seperti septic tank atau pengolahan limbah terpusat, untuk mencegah pencemaran sungai.
Selain itu perlu pendidikan dan perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah plastik, termasuk perubahan lintas generasi. Masyarakat perlu diberikan akses yang mudah ke fasilitas pembuangan sampah yang tepat.
“I think I’m one is really important to ensure the whole city gets on septic tank or waist treatment from homes so the water doesn’t just wash into the river. Number one and I also I think the government needs to support them and number two I think education and behavioral change of the community for plastic waste management and that is also about intergenerational change too so people need need to be provided with access to proper waste disposal to make it easy,” saran Amanda.
Ia berharap, provinsi Papua Barat Daya mampu memanajemen sampah dengan baik. (Oke)
Komentar