SORONG, PBD – Tamu VVIP yang digambarkan sebagai sosok Presiden RI, Joko Widodo melakukan kunjungan kerjanya di Pabrik Semen Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (9/11/23).
Disela-sela kunjungan kerja, ada sejumlah pendemo yang memblokade kawasan tersebut dengan membawa sejumlah peralatan seperti kayu, spanduk dan melakukan aksi pembakaran. Pendemo yang semakin anarkis membuat Paspampres dan Satuan Tugas Laut Korps Pasukan Katak (KOPASKA) mengevakuasi “Jokowi” menuju dermaga pelabuhan pabrik Semen dengan kecepatan tinggi.
Setibanya di dermaga, tamu VVIP dengan pengawalan super ketat Paspampres dan Kopaska menaiki KRI Bawal 875 yang sudah standby di dermaga di kawal KAL Wayag dan berlabuh meninggalkan dermaga. Tak berhenti disitu, sejumlah kapal nelayan terlihat menghalau laju KRI Bawal. Satu unit kapal taktis sea reader terlihat menghimbau perahu nelayan, namun ada sejumlah kapal nelayan yang berhasil menerobos sehingga membuat KAL Wayag memberikan himbauan dari atas kapal.
Peringatan persuasif tersebut tak dihiraukan nelayan dan terus melaju menuju KRI Bawal, hingga membuat KAL Wayag mengeluarkan tembakan peringatan untuk memperingati nelayan. Nelayan pun berhasil kabur dan KRI Bawal berhasil membawa tamu VVIP menuju Sorong.
Kepala Staf Koarmada III Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto mewakili Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) IIl Laksamana Muda TNI Rachmad Jayadi usai simulasi dalam rangka Latihan Pengamanan Very Very Important Person (VVIP) Komando Armada III mengatakan bahwa latihan pengamanan VVIP digelar sejak 31 Oktober diakhiri dengan praktek simulasi.
Hal seperti ini, menurut Singgih sangat perlu untuk dilakukan sebagaimana Undang-undang nomor 34 tahun 2004 tentang pengamanan kepada Presiden, Wapres dan keluarganya serta tamu negara setingkat kepala negara, maka TNI perlu melakukan latihan-latihan guna melihat tingkat kesiapan personel dan materiil pasukan yang telibat dalam Satgas Laut Pengamanan VVIP Koarmada III, baik secara perorangan maupun satuan.
Kesiapan tersebut meliputi pengertian serta pemahaman tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur tugas maupun kesiapan teknis alutsista yang dilibatkan, sehingga pelaksanaan tahap manuver lapangan dapat berlangsung secara efektif dan efisien guna mencapai sasaran latihan yang diinginkan, ungkap Pangkoarmada III.
Ada sekitar 268 personil dan 2 alutsista yang dikerahkan dalam manuver lapangan yang dilakukan selama kurang lebih 40 menit tersebut. Dimana sejauh pengamatannya, semua sudah berjalan sesuai materi yang diperoleh dan standar pengamanan VVIP di lautan.
“Latihan ini rutin dilakukan tiap tahunnya, baik mau ada kedatangan atau tidak ada kedatangan tamu VVIP. Namun catatan Kami dalam tahun ini ada sekitar 20 kali lebih Presiden dan Wapres RI berkunjung ke Papua. Sehingga butuh kesiapan semua pihak. Kedepannya akan dilakukan latihan gabungan tiga matra, laut, darat dan udara. Kali ini, untuk unsur laut sudah kami lakukan dan semua berjalan lancar,” ujar Singgih.
Adapun salah satu syarat dalam pengamanan VVIP menurut Singgih adalah kecepatan, semua dilakukan dengan kecepatan tinggi, baik di darat maupun di laut.
Adapun spesifikasi KRI Bawal 875 dari sisi persenjataan, diperkuat dengan senjata 1 pucuk Meriam Bofors 40 milimeter dan 2 pucuk senjata mitraliur 12,5 milimeter. KRI ini juga didukung dengan radar surveillance yang mampu menjangkau sekitar 100 mil dengan panjang 60 meter, lebar 8,5 meter, dan berat total 520 ton. Selain itu, KRI ini juga mampu mengakomodasi masing-masing 55 personel dan memiliki kemampuan kecepatan maksimal 24 knot. (oke)
Komentar