KABUPATEN SORONG,- Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kabupaten Sorong mengukuhkan pengurus Komunitas Pemuda Lintas Agama (Kopdalia) kabupaten Sorong Periode 2022-2027 bertempat di Aula LPTQ kabupaten Sorong, Papua Barat, Kamis (30/6/22).
Ketua FKUB kabupaten Sorong, KH. Ahmad Sutedjo mengatakan bahwa Kopdalia ini merupakan garda terdepan daripada FKUB kabupaten Sorong, sehingga bertujuan sebagai wadah yang mampu merawat kerukunan yang ada di kabupaten Sorong ini.
“Ini merupakan garda daripada FKUB dari kalangan para pemuda, sebetulnya pelaksanaannya itu sudah dilaksanakan sudah lama, tetapi belum mempunyai wadah. Alhamdulillah, pada saat ini, kami telah mengukuhkan wadah ini, guna untuk merawat kerukunan yang ada di kabupaten Sorong,” kata Ketua FKUB kabupaten Sorong.
Menurutnya, sejak dulu kabupaten Sorong telah menjalin kerukunan yang sangat baik, sehingga dinilainya perlu perawatan, maka dengan hadirnya Kopdalia Kabupaten Sorong ini, diharapkan dapat mempererat kerukunan yang ada di kabupaten Sorong.
“Sejak dulu kabupaten Sorong juga sudah rukun, namun perlu perawatan, maka dengan hadirnya Kopdalia ini, bisa mempererat kerukunan yang ada di kabupaten Sorong,” terangnya.
Dimana secara nasional, menurut KH. Ahmad Sutedjo, kerukunan di Papua Barat menurun, menurun dari kemarin urutan kedua menurun ke posisi keempat, namun masih di sepuluh besar dari seluruh provinsi di Indonesia, sehingga dinilainya capaian ini termasuk capaian yang baik.
“Nanti antara FKUB dan Kopdalia, kami bagi tugasnya yang intinya merawat kerukunan itu, nanti Kopdalia ini membantu seperti yang dilakukan sebelum-sebelumya. Misalnya seperti hari raya Natal, pemuda dari Islam dan agama lainnya itu melaksanakan membantu pengamanan di Gereja, begitu sebaliknya, jika pemuda Muslim menjalankan ibadah, pemuda Kristen dan lainnya turut membantu dalam pengamanan,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Sorong yang diwakili oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan kabupaten Sorong, Suroso menandaskan bahwa kerukunan di kabupaten Sorong ini, telah memiliki pencapaian yang luar biasa, namun dinilainya seluruh komponen harus mampu menyadari bahwa hakekatnya kerukunan itu bersifat dinamis, tidak statis.
“kita semua tentu sudah mengetahui bahwa kerukunan kita di kabupaten Sorong ini sudah memiliki pencapaian yang luar biasa, namun kita semua harus menyadari bahwa hakekatnya kerukunan itu dinamis, tidak statis, hari ini kita rukun besok belum tentu. Ibarat sebuah pertunjukan yang kita inginkan bersama yaitu hidup rukun, dan damai, panggung kerukunan harus disiapkan dengan sebaik mungkin, agar pertunjukan tersebut benar-benar membawa pesan yang mendalam bagi para pelaku pertunjukan maupun yang menyaksikan, kerukunan kita harapkan bukan hanya bermanfaat untuk kita, akan tetapi bermanfaat untuk orang banyak.” jelas Suroso.
Kemudian, disampaikan Suroso dengan adanya kerukunan, masyarakat kabupaten Sorong telah melestarikan dan bersiap dalam melawan sikap dan karakter antar umat beragama, bukan lagi sebagai kebiasaan melainkan telah menjadi sebuah kebudayaan.
“Dalam kaitannya dengan kerukunan, maka patutlah kita bangga bahwa masyarakat kabupaten Sorong telah melestarikan dan bersiap untuk melawan sikap dan karakter antar umat beragama, bukan lagi sebagai kebiasaan, melainkan telah menjadi sebuah budaya,” lugasnya
Sambungnya, capaian keharmonisan di kabupaten Sorong sangat baik, khususnya dalam rangka menjaga kerukunan antar umat beragama, dimana masyarakat menurut Suroso memiliki hidup harmonis, ditengah-tengah kehidupan masyarakat di tanah MOI yang heterogen.
“Atas nama pemerintah kabupaten Sorong tentunya mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan baik FKUB dan pihak terkait lainnya yang telah berinisiatif membentuk komunitas ini. Kehadiran Pemuda ini, kalau Presiden pertama kita, IR. Soekarno, dengan pemuda bisa mengguncang dunia, kita semua yakin dan percaya dengan adanya kopdalia, FKUB kabupaten Sorong mampu untuk terus menjaga toleransi di kabupaten Sorong sehingga kedamaian bisa kita jaga,” tutupnya (Jharu)
Komentar