Kolaborasi Sinagi Papua dan Seniman Pangan Bekasi Ciptakan Inovasi Produk Lokal Papua

SORONG,- Membuka usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan tentu dapat mengurangi tingkat pengangguran, penyediaan lapangan pekerjaan yang banyak adalah salah satu cara mengatasi masalah sosial berupa banyaknya pengangguran.

Salah satu bentuk kepedulian terhadap generasi muda Papua, Sinagi Papua berkolaborasi dengan Seniman Pangan Bekasi dalam hal ini membuat pelatihan untuk mengembangkan produk makanan lokal Papua, yang nantinya akan mempekerjakan anak muda Papua sendiri.

Owner Sinagi Papua, Yunita Ulim, saat dikonfirmasi melalui via telepon, Rabu (8/6/22) mengatakan proses pelatihan yang dilakukan hanya sehari dengan tujuan utama yaitu pengembangan produk lokal makanan khas Tanah Papua.

“Produk makanan yang Kami pakai yaitu tanaman-tanaman hasil kebun dari mama-mama Papua, kita menjadikan mereka sebagai penyuplai sehingga Kita kesannya saling membantu satu dengan yang lain,” ujar Yunita.

“Ada tiga makanan lokal Papua yang kami olah yakni Kukis Sagu, Kerupuk Sagu dan Kerupik tri color (tiga warna) yang merupakan perpaduan dari tiga warna yaitu petatas ungu, petatas kuning, keladi masuk yang kemudian dikemasan dalam satu kemasan,” sambungnya.

Dari pengalaman yang di dapat pada saat ikuti pelatihan selama dua minggu di Jakarta tentang cara pengolahan produk hasil hutan dari Papua Jungle Chef dan juga Pelatihan Safety dalam pengolahan produk makanan.

Sebelum diadakan Pelatihan Ia telah melakukan uji coba sendiri selama satu tahun di Rumah Produksi miliknya yang masih sementara kontrak beralamat di Jalan Klalin Aimas Kabupaten Sorong, Papua Barat.

“Saya memberanikan diri untuk mencoba buat makanan dari produk lokal ini karena selama di Jakarta kami dilatih untuk mengolah Kerupuk Sagu, Bumbu Asin, Ikan Kaleng dan Kaldu, namun yang saya coba kembangkan itu baru bahan dasar yang terbuat dari sagu,” tutur Owner Sinagi Papua.

Ia menambahkan banyak orang bisa membuat kerupuk tapi proses untuk mendapatkan Home Industri sendiri itu memang agak ribet karena banyak yang harus dipenuhi sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Sehingga dari pelatihan yang dilakukan ini Ia berharap agar generasi papua bisa belajar menggunakan teknologi yang ada dengan melihat perkembangan saat ini.

“Setelah kita latihan tekun saja kebanyakan kita itu hanya melihat saya mau kerja tapi tidak punya modal, tapi kalau ada yang bisa untuk kita kerjakan itu kita kerjakan dulu, karena dimana ada kemauan pasti ada jalan keluar,” tutupnya. (Mewa)

Komentar