Dosen UNAMIN Galakkan Program Kosabangsa, Limbah Udang Kasia Disulap jadi Pupuk Organik Cair Bernilai Ekonomis

SORONG, PBD – Dosen Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN) menggelar kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari limbah udang kasia (rebon) melalui program kolaborasi sosial membangun masyarakat (Kosabangsa) di Kampung Arar, Distrik Mayamuk, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Sorongnews.com, program Kosabangsa bertujuan untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal melalui pemanfaatan limbah udang rebon (kasia) yang merupakan salah satu sumber daya alam unggulan di Kampung Arar.

Diketahui, kegiatan ini diinisiasi oleh tim dosen UNAMIN Program Studi Teknik Lingkungan Nur Abu, S.Si., M.Sc, La Ibal, S.T., M.P.W.K dan Murni S.Pd., M.P.WK dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Sulfiana, S.Pi., M.Si., Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan.

Tim ini juga mendapat dukungan dari dosen Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai Tim Pendamping, yaitu Dr. Ir. Rahmi, S.Pi., M.Si., IPU dan Dr. Andi Rahayu Anwar, S.P., M.Si.

Salah satu dosen UNAMIN Program Studi Teknik Lingkungan, Nur Abu mengatakan bahwa, selama ini masyarakat Kampung Arar hanya mengolah udang kasia menjadi produk makanan (terasi) namun melalui program Kosabangsa 2024 ini masyarakat Kampung Arar dilatih untuk memanfaatkan limbah cucian udang rebon menjadi pupuk organik cair dengan memanfaatkan EM (effective microorganism).

“Pupuk Organik Cair (POC) ini ramah lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kampung arar untuk tanaman mereka selain itu masyarakat dapat menjual produk POC untuk meningkatkan perekonomian,” ujar salah satu dosen UNAMIN Program Studi Teknik Lingkungan, Nur Abu dalam keterangannya kepada Sorongnews.com, Selasa (12/11/24).

Diakuinya bahwa, kegiatan Kosabangsa ini menekankan pada eco-innovation sebagai fokus utama yang mengedepankan inovasi berkelanjutan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.

“Eco-innovation mengacu pada pendekatan kreatif yang tidak hanya meningkatkan efisiensi lingkungan, tetapi juga mendorong pengembangan produk, proses, atau model bisnis yang ramah lingkungan dan memiliki dampak positif bagi ekosistem,” sebutnya.

Dipaparkannya bahwa, melalui penerapan eco-innovation, Kosabangsa 2024 diharapkan menjadi wadah inspiratif yang menggerakkan semangat inovasi berkelanjutan di Indonesia.

“Kegiatan ini melibatkan Kelompok Ibu PKK Kasia kampung Arar. Program ini melalui proposal yang sudah disetujui oleh DRTPM (Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Kemendikbudristek tahun anggaran 2024 dengan Nomor kontrak 1122/LL14/PG.02.00/KOSABANGSA/2024 dan 214/KTK/II.3.AU/K/2024. Pada program Kosangbangsa 2024 ini dapat melibatkan Mahasiswa Unamin,” paparnya.

Selain itu, diterangkannya bahwa, dalam sisi pembangunan wilayah pesisir, inovasi pembuatan POC dari limbah cucian udang kasia juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1.

“Melalui SDG 1, inovasi ini berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan dengan menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat setempat, khususnya dalam pemanfaatan limbah udang kasia menjadi POC, yang meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir,” ucapnya.

Ditambahkannya bahwa, dengan begitu, masyarakat tidak hanya memperoleh pendapatan tambahan, tetapi juga berkontribusi dalam memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas.

“Melalui kegiatan Kosabangsa ini, dosen tim pelaksana dan pendamping dapat berkolaborasi dengan masyarakat untuk pengembanganp limbah udang kasia dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Para dosen juga menyalurkan hasil riset untuk peningkatan perekonomian masyarakat,” tambahnya.

Dirinya berharap, dengan adanya inovasi baru dalam pengolahan dan pemasaran produk, masyarakat Kampung Arar dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar dan berkelanjutan. (**/Jharu)

Komentar