Ada 9 wilayah konservasi dibawah BBKSDA Papua Barat, dan jumlah keanekaragaman hayati yang perlu dijaga bukannya berkurang, tapi malah bertambah dengan jumlah stafnya yang tetap hanya berjumlah 11 orang untuk kabupaten Raja Ampat.
“Workshop ini adalah inisiasi bersama karena kami sadar, kewenangan kami terbatas, hanya sebatas pengamanan dan penertiban. Apalagi tindak pidana kehutanan adalah hal yang kompleks, sehingga keterlibatan semua pihak sangat diperlukan. Harapan kami, melalui Workshop ini, semangat semua elemen masyarakat dalam menjaga hutan akan terus tumbuh hingga generasi yang akan datang,” harap Budi Mulyanto.
Mewakili Bupati Raja Ampat, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan, Noak Komboy mengapresiasi kegiatan workshop yang dilaksanakan ini.
Menurutnya, ditengah maraknya tindakan-tindakan destruktif yang merusak alam di Raja Ampat, harus ada kegiatan yang menyatukan persepsi seluruh pihak, baik Pemerintah melalui TNI, Polri maupun kementerian, Pemerintah daerah, hingga masyarakat itu sendiri untuk bersama menjaga alam, khususnya hutan Raja Ampat.
“Kompleksitas masyarakat seperti ini, perlu dibangun dengan penguatan kerjasama berbentuk pelatihan dan edukasi, khususnya bagi masyarakat disekitar kawasan tersebut. Karena memang perlu aksi dan tindakan-tindakan nyata untuk menyelamatkan alam Raja Ampat yang kita cintai ini,” tegas Noak Komboy.
Workshop yang dilaksanakan selama 4 hari ini adalah inisiasi bersama mitra pembangunan, yaitu FFI-IP Raja Ampat untuk menjalin kerjasama seluruh pihak yang berkaitan dengan kehutanan dan kawasan konservasi. (Nns)
Komentar