SORONG, PBD – Sejumlah warga dan pedagang di Kota Sorong mengeluhkan kelangkaan minyak tanah yang sudah berlangsung beberapa hari terakhir. Kondisi ini mulai mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat, terutama pedagang kecil yang bergantung pada minyak tanah untuk memasak.
Wa Ode, pedagang sayur dan lauk pauk di Pasar Obor/Pasar Bersama, mengaku terpaksa menutup dagangannya selama beberapa hari lantaran tidak mendapatkan pasokan minyak tanah.
“Minyak tanah di pangkalan yang biasa saya beli kosong. Katanya Selasa kemarin masuk, tapi sampai hari ini belum ada,” ujar Wa Ode.
Keluhan serupa disampaikan Sisilia, pedagang musiman kue kering. Ia mengaku kesulitan mendapatkan minyak tanah di tengah meningkatnya permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Orderan kue sudah masuk, tapi minyak tanah kosong. Saya akhirnya beli eceran Rp7.000–Rp8.000 per liter, padahal biasanya Rp4.000,” ungkapnya.
Harga eceran tersebut naik Rp3.000–Rp4.000 dari harga normal.
Sejumlah pangkalan yang masih memiliki stok langsung diserbu warga demi memenuhi kebutuhan harian dan persiapan Nataru.
Pertamina : Penyaluran Normal, Stok 9 Hari ke Depan
Menanggapi kelangkaan ini, Ispiani, Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Papua Maluku Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa penyaluran minyak tanah di Sorong sebenarnya masih berjalan normal.
Pertamina menyampaikan poin klarifikasi sebagai berikut:
1. Pertamina bertugas menyalurkan BBM subsidi sesuai ketentuan dan regulasi yang berlaku.
2. Penyaluran minyak tanah di Kabupaten Sorong dilakukan oleh 3 agen resmi, dengan realisasi Januari–November 2025 mencapai 88% dari kuota pemerintah.
3. Ketahanan stok minyak tanah di Fuel Terminal Sorong mencapai 9 hari ke depan dan dinyatakan aman.
4. Pertamina akan menyiapkan langkah antisipasi jika kebutuhan meningkat pada Desember dan masa Natal–Tahun Baru, bekerja sama dengan pemerintah daerah.
5. Warga dapat menyampaikan keluhan atau kebutuhan informasi melalui kontak Pertamina 135.
Pertamina menegaskan distribusi akan terus dilakukan hingga akhir tahun dan meminta masyarakat tidak melakukan pembelian berlebih (panic buying).
Warga berharap pemerintah dapat memberikan solusi terkait kelangkaan minyak tanah ini. Situasi kelangkaan ini diharapkan segera tertangani, agar pedagang dan masyarakat kembali bisa beraktivitas normal, terutama menjelang periode puncak konsumsi akhir tahun. (oke)












Komentar