SORONG,- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sorong membuka pelayanan kesehatan bagi warga terdampak banjir diĀ Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua Sorong (STIKES) Papua, di jalan kanal victory, Kota Sorong, Papua Barat, Sabtu (27/8/22).
Bakti sosial ini melibatkan mahasiswa dari fakultas kedokteran UNIPA, STIKES Papua dan empat dokter spesialis diantara penyakit dalam, spesialis anak, spesialis obgin dan spesialis THT, serta Mata.
Ketua IDI Cabang Sorong, dr Tumpal Simatupang, Sp.THT-KL ditemui usai melakukan pemeriksaan pasien dan disela-sela kegiatan pengobatan massal menuturkan semua upaya yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Indonesia adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Jadi kegiatan ini tidak hanya pengobatan gratis bagi terdampak banjir kemarin 3 hari yang lalu kami juga sudah turun langsung ke lokasi-lokasi yang banjir, nah untuk itu hari ini kami para dokter-dokter baik umum maupun spesialis di fasilitas oleh stikes agar melakukan bakti sosial pengobatan untuk semuanya terkhusus yang terdampak banjir,” ungkapnya.
Menurutnya banyak sekali penyakit-penyakit yang ditinggalkan usai banjir dan penyakit yang banyak ditemukan yaitu batuk pilek (ISPA), diare dan demam untuk semua kalangan usia anak mau orang dewasa, jadi sampai peradangan di bagian tenggorokan dan bagian belakang hidung.
Hal inilah yang membuat Ia dan seluruh pengurus IDI tergerak hati untuk membuka pelayanan tidak hanya pada lingkungan kanal viktory saja namun bagi siapa pun saja diperbolehkan untuk datang bahkan pengobatan gratis ini tidak harus menunggu KTP jadi semua dipermudah intinya datang saja bawa keluhan dan pihak mereka siap melayani dengan hati.
“Kita memang dibantu oleh Dinas Kesehatan melalui Pemerintah Kota Sorong dan Kabupaten Sorong berupa obat-obatan, untuk target kita hari ini sekitar 300 sampai 500 sudah bisa kita layani,” tandasnya.
Dibeberkannya bahwa ada 530 bungkus nasi yang telah disiapkan untuk pasien berobat serta snack dan air bersih minuman mineral.
“Untuk total data pasti jumlah pasien yang dilayani saat ini belum terekap semua, sebab kami masih lakukan pelayanan nanti setalah usainya pelayanan baru kami bisa merilis jumlah data dari pasien yang datang berobat,” pungkasnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga kesehatan yang paling utama ialah menjaga pola hidup diantaranya makanan yang bergizi terutama minum air bersih sebab yang sangat prihatin sekarang itu kurangnya air bersih pasca banjir yang mengakibatkan masuknya kuman sehingga sangat rentan sekali datangkan penyakit-penyakit tersebut terutama pada bayi.
Sementara itu, Monika Imbiri, seorang Ibu Rumah Tangga yang merupakan warga sekitar mengungkapkan rasa terima kasihnya, bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pengobatan gratis sebab sangat membantu warga meringankan beban pasca banjir.
“Kami rasa sangat terbantu dan bisa meringankan beban kami, saya datang membawa anak kebetulan dia sakit dia panas dan demam efek dari hujan yang turun beberapa hari lalu,” tutupnya.
Ketua STIKES Papua, Marthen Sagrim yang ditemui terpisah mengatakan bahwa kampusnya sangat mendukung kegiatan tersebut mengingat warga terdampak di wilayah tersebut cukup tinggi dan di dominasi warga asli Papua.
“Meski kampus kami juga terendam saat banjir, Puji Tuhan hari ini kami sudah bisa beraktivitas kembali termasuk mensuport kegiatan IDI di gedung kami yang belum rampung dan ditingkat duanya beberapa hari lalu juga dijadikan tempat pengungsian. Semua ini dilakukan dengan satu tujuan demi kemanusiaan,” ujar Sagrim. (Mewa)
Komentar