SORONG,- Sejumlah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Sorong mendatangi Kantor Walikota Sorong, maksud kedatangan mereka yaitu menyampaikan pernyataan mereka tentang menolak adanya BBM bersubsidi, Senin (29/8/22). Sebelumnya mereka melakukan aksi longmarch dari Taman Sorong city menuju kantor walikota Sorong.
Jendral Lapangan HMI, Manaf Rumodar usai melakukan orasi mengatakan bahwa maksud dari kedatangan mereka untuk menindaklanjuti instruksi yang dikeluarkan oleh PB HMI terkait dengan kenaikan harga BBM.
“Dari Rp 7.600 menjadi Rp 10.000 tidak hanya itu kami melihat juga bahwa ada fenomena sosial di Kota Sorong yaitu perihal banjir yang sampai saat ini masih menjadi satu mitologi bagi masyarakat yang sudah menjadi kebiasaan setiap hujan pasti menyebabkan adanya banjir,” tegas Manaf.
Menurutnya Penjabat Wali Kota Sorong telah diberikan tanggung jawab penuh untuk melanjutkan kepemerintahan ini sehingga pihaknya hanya meminta solusi dari kota Sorong dengan kajian-kajian mahasiswa perintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi kerena akan mengorbankan kondisi ekonomi rakyat terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dan berlaku usaha mikro kecil menengah UMKM yang belum sepenuhnya.
HMI juga meminta pemerintah untuk mencabut kebijakan kenaikan tarif dasar listrik dan mendesak pemerintah untuk memberantas dan pertambangan dengan melakukan penegakan hukum yang adil dan transparan.
Sementara itu, kedatangan dari masa aksi ini diterima dengan baik oleh Pj Gubernur Provinsi Papua Barat, Paulus Waterpauw bersama Pj Wali Kota yang saat itu usai melakukan rapat koordinasi penanganan masalah banjir di Kota Sorong.
Waterpauw menanggapi permintaan yang disampaikan oleh HMI dan Ia akan menyampaikan aspirasi dari masa aksi kepada pihak Pemerintah Pusat. (Mewa)
Komentar