Gara-gara Batu, Sejumlah Siswa Tidak Diterima di Sekolah Ini

KABUPATEN SORONG, PBD – Gara-gara tidak membawa nota pembelian batu dari salah satu rekanan pihak sekolah. Sejumlah siswa SD yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP di Kabupaten Sorong gagal masuk di sekolah tersebut.

Menurut informasi yang diperoleh sorongnews.com dari sejumlah orang tua siswa. Salah satu SMP Negeri di Kabupaten Sorong itu mewajibkan setiap peserta didik baru untuk membeli batu paving blok seharga Rp.300.000 di salah satu percetakan batu di Kabupaten Sorong.

“Jadi anak-anak ini disuruh beli batu disana, orang tua disuruh bayar disana. Nanti kami bawa nota saja, jadi bukan bawa batu ke sekolah. Nota itu sebagai tanda bukti bahwa mereka diterima di sekolah itu. Nah kebetulan waktu itu, saya tidak bawa nota karena pikir nanti kita bayar di sekolah sehingga akhirnya anak kami ditolak masuk disana,” ujar salah satu orang tua ini kesal.

Ia pun menyayangkan kebijakan sekolah yang dianggap memberatkan pihak orang tua itu.

“Memang demi anak, kita orang tua mau melakukan apa saja. Tapi ini tidak masuk akal sekali,” lanjutnya lagi.

Pihak sekolah dan percetakan batu yang didatangi media ini belum dapat memberikan informasi, dengan berbagai macam alasan yang disampaikan.

“Kepala sekolah sedang tidak berada ditempat,” ujar salah satu guru sekolah saat ditanyakan wartawan Sorongnews.com beberapa hari lalu.

Saat ditelusuri wartawan Sorongnews.com beberapa hari sebelumnya, didapatkan dan terungkap sejumlah tukang sedang melakukan pemasangan paving blok disalah satu sisi lapangan sekolah tersebut.

Tak hanya itu, terdapat pula tumpukan paving blok yang disusun disejumlah titik di sekolah itu. Saat ditelusuri kembali, aktivitas sekolah masih diliburkan dan pintu gerbang utama sekolah dalam keadaan terkunci.

Didapatkan informasi bahwa, aktivitas sekolah akan kembali beraktivitas pada tanggal 15 Juli 2024, mendatang.

Hingga berita ini diterbitkan, wartawan Sorongnews.com masih terus menerus melakukan upaya konfirmasi terkait kejadian yang melanda sejumlah orang tua siswa. (Jharu/Oke)

Komentar