Dukung Dewi Bakul, Yayasan Ini Lakukan Pelatihan Eco Print

SORONG,- Yayasan kasuari melakukan kegiatan eco print atas dukungan, Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas), Pertamina EP, bp dan RH Petrogas (KKKS) yang melibatkan siswa Kampung Arar Distrik Mayamuk.

Eco print sendiri merupakan teknik pewarnaan dengan mempercantik kain. Yang menggunakan bahan alam sekaligus menghasilkan motif, hal tersebut dilakukan dengan cara mengelola kain dan memanfaatkan tumbuhan yang dapat mengeluarkan warna. Keunikan tersendiri dari eco print adalah apabila warna yang muncul dari daun atau bunga, yang diletakkan pada kain dapat menghasilkan motif yang indah di pandang mata.

Nur Cahyo Lewar selaku PIC penanggung jawab program eco print saat dijumpai usai memberikan praktek bagi siswa Kampung Arar, Kamis (18/11/21) mengungkapkan, kegiatan ini di dukung oleh KKKS yakni SKK Migas, Pertamina EP, bp dan RH Petrogas yang merangkul Bumdes Pulau Arar untuk membuat sebuah desa wisata bahari kuliner yang di beri nama Dewi Bakul Pulau Arar.

Ia mengatakan program eco print ini diutamakan untuk anak SMA dan SMP karena sangat berkaitan dengan pendidikan. Artinya terdapat pendidikan lokal atau prakarya, sehingga eco print menjadi sebuah wadah membangun kreativitas para siswa di Pulau Arar.

Namun untuk sementara penggunaan daun dalam pembuatan eco print ini masih terbatas. Sehingga mereka berinisiatif mengeksplor daun-daun yang ada di Pulau Arar untuk digunakan dalam pembuatan motif kain maupun baju.

Eco print sendiri memiliki dua teknik, yakni dengan memukul (pounding) dan teknik kukus (streaming). Sementara itu untuk daun-daun yang digunakan dalam pembuatan motif kain dan baju adalah daun jati, daun Afrika, daun pepaya, daun mangga, daun Ketapang, daun jarak, daun jambu dan daun mayana. Sedangkan jenis bunga yang dipakai adalah, bunga telang dengan warna biru cerah, bunga beungenville dengan warna pink tua dan merah, bunga kenikir, bunga mawar serta bunga Kaliandra.

Adapun bahan atau alat yang digunakan dalam pembuatan eco print sendiri yakni. Kain katun atau kaos katun, palu, plastik besar, tali kasur, tawas bubuk, kapur, cuka, lap atau kanebo, wadah plastik, pipa peralon, dandang, kompor dan aneka daun.

Yuk langsung saja simak cara pembuatan eco print berikut ini!!!

Tahap pertama melalui proses mordan kain, merupakan proses cara untuk mengelola kain sebelum kain digunakan. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan lapisan lilin atau pemutih yang melekat pada permukaan kain, agar warna-warna tumbuhan dapat diserap.

Cara pertama siapkan 5 gayung air dalam wadah, kedua masukkan 2 sendok bubuk tawas, ketiga masukkan kaos atau kain ke dalam wadah lalu rendam selama 3 jam. Apabila sudah angkat kaos atau kain kemudian peras sekuat tenaga.

Selanjutnya yakni treatment untuk daun dan bunga, hal ini dilakukan agar membuat warna bunga dan daun semakin keluar ketika di eco print.

Kemudian mengunakan cuka, siapkan 5 gayung ke dalam wadah kemudian tambahkan 150 ml cuka. Dan masukkan daun atau bunga ke dalam wadah dan rendam selama 3 jam selanjutnya di lap untuk siap digunakan.

Tahap kedua mengunakan kapur.
Pertama siapkan 5 gayung air ke dalam wadah, dan tambahkan 2 sendok kapur sirih kemudian masukkan daun atau bunga ke dalam wadah dan rendam selama 3 jam. Selanjutnya lap daun atau bunga yang siap digunakan.

Cara pembuatannya, pertama bentangkan kain di lantai atau meja yang sudah, dialasi plastik kemudian ambil daun yang sudah di bersihkan dari rendaman cuka. Kemudian tata daun sesuai dengan motif yang diinginkan lalu tutup dengan mengunakan plastik, selanjutnya gulung menggunakan pipa peralon serta ikat dengan kencang menggunakan tali kasur. Kukus selama 2 jam setelahnya angkat dan buka gulungan, selanjutnya jemur pada tempat yang tidak terkena sinar matahari selama satu Minggu kemudian lakukan fiksasi terhadap kain yang sudah di kukus.

“Jadi untuk membuat satu produk eco print itu, butuh waktu minimal 10 hari satu hari untuk pembuatan setelah sudah jadi di biarkan agar terkena angin. Semakin lama terkena angin maka semakin bagus produk eco print,”terang Lewar.

“Semoga saja kegiatan eco print ini bukan hanya di Pulau Arar saja, namun akan direncanakan secara keseluruhan untuk teluk teluk sekitar Sorong,”harapnya. (Fatrab)

Komentar