Dokter Spesialis RSUD JP Wanane Tak Layani Rawat Jalan, Direktur Sebut Jasa Medis Sudah Dibayarkan

SORONG, PBD- Sejumlah dokter spesialis di RSUD JP Wanane Kabupaten Sorong, masih mogok kerja dengan tidak melakukan pelayanan rawat jalan, Selasa (21/3/23).

Tutupnya pelayanan masih berkaitan dengan aksi demo yang dilakukan oleh sejumlah tenaga kesehatan pada hari Jumat lalu (17/3/23).

Ketua Dewan Etik RSUD, dr. Jan Pieter Kambu, saat ditemui menjelaskan bahwa hari ini dokter spesialis tidak melakukan pelayanan rawat jalan namun untuk pelayanan emergency tetap dilakukan.

“Ini masih sebagai bentuk dari kekecewaan kami ya dan menunggu respon dari pimpinan yakni direktur RSUD JP Wanane, kami harap beliau bisa merespon apa yang telah dilakukan paling tidak klarifikasi melalui media,” ujar dr Jan Pieter Kambu.

Bebernya, mereka memang mendengar adanya isu kalau nanti dipanggil oleh pihak siapapun untuk kunjungi mereka di RSUD, mereka siap menghadapi sebab satu hal yang pasti bahwa mereka tidak akan berhenti sampai disini saja.

“Sekali lagi kami tidak akan pernah mundur satu langkah pun dan takut untuk suatu kebenaran ya, namun kami akan tetap maju menghadapi siapa pun,”ungkapnya.

Jelasnya, hasil dari aksi demo pada Jumat lalu, pada sore harinya dibayarkan jasa medis hanya saja tidak transparan.

Sementara itu, Direktur RSUD JP Wanane dr Hendrik Theo Mansa, yang dikonfirmasi terpisah menerangkan bahwa pelayanan tetap berjalan dalam rumah sakit sebab ada undang-undangnya, terkait jasa medis sudah dibayarkan berdasarkan uang dari BPJS karena 95% pasien itu dari BPJS Kesehatan.

“Saya sangat membantah dengan pernyataan 9 bulan itu dari mana, pasien kami sebagian besar adalah pasien BPJS sehingga jasa yang dibayar baru pada bulan Juni Juli sedangkan Agustus-Februari belum dibayarkan oleh BPJS,” tandasnya.

“Ini rekening koran jelasnya agustus,september, oktober, november, desember, januari februari belum dibayar. Tetapi karena kita semua dalam keadaan akreditasi sehingga persiapan itu cukup lama maka ditangguhkan diakhir,” sambungnya.

Tambahnya, ada sedikit permasalahan dalam perhitungan untuk bidan dengan dokter spesialis karena, bidan maunya bayar tinggi akhirnya kami sebagai direktur harus membuat wadah. (Mewa)

Komentar

News Feed