“Tidak ada yang mustahil jika kita memiliki impian, berkat kerjasama dan dukungan tidak terbatas, Kami bisa membawa nama Pulau Arar ke tingkat Nasional,” ujar Abdul Hamid Rumbrawer, Pengelola Badan usaha milik desa (Bumdes) Arar Berdikari.
Setiap memulai sesuatu yang baru bukanlah hal yang mudah. Namun tak ada hasil yang mengkhianati proses karena akan menghasilkan buah manis dari proses jatuh bangun itu sendiri.
Demikian yang dirasakan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Arar Berdikari yang perlahan mulai merasakan buah kesabaran setelah hampir 6 tahun lamanya berproses dalam setiap upaya menaikan nama Pulau Arar menjadi dikenal masyarakat saat ini.
Pulau Arar terletak di Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya dengan luas wilayah 90 Hektare, terdiri atas dataran rendah, dikelilingi hutan mangrove, pasir putih, dan lautan. Mayoritas penduduk Pulau Arar adalah Muslim dengan mata pencarian nelayan dan berkebun.
Kampung Arar menjadi wilayah penghasil rumput laut terbesar di Kabupaten Sorong. Kondisi tersebut dapat juga mengindikasikan bahwa rumput laut menjadi salah satu komoditas andalan selain Ikan laut. Jenis rumput laut yang diusahakan di kampung Arar yakni jenis Eucheuma cottoni dan Mangrove jenis Rhizopora.
SKK Migas dan Petrogas (basin) Ltd, melihat potensi di Pulau Arar ini dan menjadikan salah satu program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) dengan mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki oleh warga.
Pada 2018, Petrogas mulai menginisiasi sejumlah Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di Pulau Arar melalui bantuan dua unit perahu dan mesin kepada nelayan. Sejumlah warga menyambut baik program tersebut, salah satunya Abdul Hamid Rumbrawer yang hingga kini konsisten menjadi penggerak di Bumdes Arar.
Ditahun 2019 giliran pengurus dan anggota Bumdes yang merupakan kelompok nelayan mendapatkan pelatihan dasar manajemen dan peningkatan kompetensi yang diberikan oleh Petrogas (basin) Ltd bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sorong, dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sorong memberikan pelatihan pemberdayaan nelayan serta revitalisasi Bumdes.
Setelah pelatihan, Petrogas memfasilitasi Bumdes Arar untuk melaksanakan perjanjian kerjasama PKS antara bumdes arar dan jasa penunjang katering perusahaan untuk kesepakatan suplai ikan setiap bulannya minimal 2 ton ikan segar dengan standar perusahaan. Meski covid menghantam pada 2019 hingga 2021 nelayan dibawah kelola Bumdes telah menyuplai lebih dari 30 ton ikan segar ke perusahaan.
Selain menyuplai ikan segar, Bumdes mulai mengembangkan usaha dengan membuat bakso olahan Ikan dan kerupuk rumput laut dengan menggandeng kelompok Perempuan asli Pulau Arar.
“Awal mula Kami mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Petrogas. Alhamdulillah dulu kita ibu-ibu hanya pengangguran sekarang ada kesibukan dengan membuat kerupuk, bakso dan chesstek,” ujar Rakiba ketua kelompok perempuan.
Usaha Bumdes Arar pun tak berhenti dalam pengelolaan hasil laut berupa rumput laut dan ikan, karena Mereka menggandeng Koperasi Warmanda untuk suplai sayur dan bumbu ke pihak katering perusahan Petrogas (basin) Ltd sejak 2022.
Jadi Destinasi Wisata
Melihat potensi pariwisata di sekitar Pulau Arar, Bumdes Pulau Arar menggandeng SKK Migas dan Petrogas mengembangkan ekspansi bisnisnya dengan menjadikan Pulau Arar sebagai destinasi wisata, dengan sebutan Dewi Bakul atau Desa Wisata Bahari Kuliner.
Sejumlah pemuda Pulau Arar dengan semangat mengelola wisata lompat Pulau tersebut. Mulai dengan mengoptimalkan perahu menjadi transportasi unggulan lompat pulau, hingga potensi pemandu wisata disejumlah tempat bersejarah di sejumlah Pulau di Kota dan Kabupaten Sorong, diantaranya diawali dari dermaga Doom menuju Pulau Sop, Pulau Yerusel, Pulau Sisi dan Pulau Arar.
“Kami bersyukur bahwa ada beberapa pemikiran baik dari teman-teman SKK Migas dan KKKS untuk membangkitkan kami masyarakat lokal bisa terpacu untuk berdaya terutama bagi kami Pemuda,” ucap Sandi Rumbiak salah satu pemuda Kampung Arar.
Tidak hanya berwisata, Mama-mama Pulau Arar yang tergabung dalam kelompok perempuan dilibatkan untuk menyajikan kuliner khas Pulau Arar untuk melengkapi “kampung tengah” yang bergejolak selama mengikuti wisata lompat Pulau tersebut.
Efek berganda yang diberikan tak berhenti disitu, pada Mei 2023 lalu, KKKS Petrogas (Basin) Ltd meresmikan Rumah Produksi yang akan dimanfaatkan oleh ibu-ibu anggota BUMDes Arar Berdikari yang berada di Kampung Arar, Distrik Mayamuk, Kabupaten Sorong.
Rumah produksi yang berada di belakang kantor BUMDes Arar Berdikari ini dirancang untuk menunjang Ibu-ibu Kampung Arar dalam memproduksi makanan olahan berbahan dasar boga bahari.
Didalam rumah produksi dilengkapi dengan peralatan penunjang masak, meja olah makanan, blender, vacuum plastik, lemari pajang dan perangkap serangga. Kelayakan bangunan rumah produksi juga dipersiapkan sebagai salah satu syarat bagi BUMDes Arar Berdikari untuk mendapatkan izin BPOM dan sertifikat halal pada kemasan produk kerupuk dan makanan ringan.
Field Operation Manager Petrogas (Basin) Ltd, Mustaman, Field Operation Manager Petrogas (Island) Ltd. Ricky Tri Yuandi Syarifuddin dan Head R&C RH Petrogas, Dinda Prilla Heraziza disela-sela pelatihan jurnalistik bagi wartawan oleh LPDS, SKK Migas dan KKKS di Sorong, Senin (6/11/23) lalu mengatakan bahwa komitmen perusahaan bukan saja soal bisnis melainkan efek berganda dari industri hulu migas.
“Kami selalu mendukung program dari masyarakat, salah satunya dengan mendampingi dan melibatkan dalam pameran-pameran skala nasional, dengan tujuan mempromosikan produk masyarakat lokal agar lebih dikenal masyarakat luas,” ujar Mustaman.
Menjahit Kolaborasi
Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku, Galih Agusetiawan mengatakan bahwa dalam rangka mendukung peningkatan kapasitas para pelaku usaha. Salah satu hal utama yang harus dilakukan adalah menjahit kolaborasi dari semua pelaku kepentingan yang mendukung berjalannya industri hulu migas. Seperti keterlibatan pemerintah pusat, pemerintah daerah, Kontraktor Kontrak Kerja Sama Migas (KKKS) dan tentunya masyarakat itu sendiri.
Oleh karena itu, melalui SKK Migas dan KKKS mendukung sepenuhnya UMKM yang hendak naik kelas menjadi UMKM berkelas melalui berbagai upaya pameran maupun mengikuti forum-forum berskala nasional seperti Forum Kapasitas Nasional (Kapnas).
Dimana Galih mengatakan salah satu fungsi Kapnas adalah menjadi wadah komunikasi antara pemerintah daerah, perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan pelaku usaha industri penunjang hulu migas, sehingga potensi energi, yang begitu besar di Papua bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat lokal.
“Papua memiliki potensi besar berupa cadangan gas hingga 15,1 triliun TSCF. Potensi sebesar itu, Papua harus siap berbenah diri dengan memulai menyiapkan SDM, badan usaha lokal, serta kebijakan daerah yang tepat,” harap Galih.
Ia menekankan bahwa keberlanjutan forum Kapnas itu sejalan dengan rencana strategis Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0, yang mencakup tiga target besar pada 2030, yakni produksi minyak 1 juta barel serta gas bumi sebanyak 12 miliar standar kaki kubik per hari, meningkatkan multiplier effect industri hulu migas terhadap sektor lain serta terjaganya kelestarian atau keberlanjutan lingkungan.
Forum Kapnas juga akan menjadi ruang pertukaran ide dan inovasi guna menjawab berbagai isu mendesak seperti lingkungan, teknologi baru, dan kebijakan perundang-undangan yang berdampak pada industri hulu migas.
Forum Kapnas sendiri telah dilakukan di Sorong dua tahun berturut-turut yaitu pada Tahun 2022 dan tahun 2023 dengan menghadirkan berbagai kegiatan, salah satunya pameran produk UMKM lokal termasuk Bumdes Arar, binaan Petrogas (basin) Ltd.
Ketua Bumdes Arar Berdikari Abdul Hamid Rumbrawer, yang ditemui belum lama ini mengatakan bahwa apa yang diperjuangkan bersama masyarakat mulai dari nol perlahan mulai dirasakan manfaatnya. Apalagi kerap kali Bumdes Arar mewakili Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya dalam pameran berskala nasional.
“Sejak 2018, Petrogas datang untuk memberikan perhatian kepada kami. Terima kasih karena sudah membantu kami di Kampung Arar,” ujarnya.
Ia berharap dengan kerja sama semua pihak terutama SKK Migas dan Petrogas, membuat semangat warga Pulau Arar untuk kembali berinovasi dan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui upaya-upaya kemandirian.
Saat ini Bumdes arar Berdikari mewakili salah satu UMKM wilayah Pamalu dalam mengikuti puncak Forum Kapnas III tahun 2023 yang telah digelar di Jakarta pada 23-24 November, dengan membawa produk olahan Bumdes Arar dan melakukan penandatanganan kerjasama dengan Petrogas (Basin) Ltd.
Adanya dukungan yang tidak terbatas dari pihak pemerintah, SKK Migas, dan Petrogas (basin) Ltd, usaha Bumdes Arar dapat naik kelas dan makin berkelas.
(Olha Irianti Mulalinda)
Komentar