SORONG, PBD – Menerima keluhan sejumlah warga terkait pelayanan RSUD Sele Be Solu, Komisi 1 DPRD Kota Sorong kunjungi Rumah Sakit plat merah tersebut. Kunjungan diawali dengan rapat singkat dengan Direktur RS dan pihak BPJS Kesehatan dan melihat langsung pelayanan di ruang IGD dan ruang poliklinik, di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (17/5/23).
Ketua Komisi I DPRD Kota Sorong, Muhammad Taslim usai kunjungan tersebut mengatakan bahwa usai menerima keluhan warga, pihaknya menemukan sejumlah hal penting yang nantinya akan disampaikan kepada pimpinan DPRD, Pj Wali Kota Sorong dan Pj Gubernur agar pelayanan kesehatan di RSUD Sele Be Solu mendapatkan perhatian lebih. Apalagi RS tersebut telah menjadi RS di ibu kota Provinsi.
Adapun temuan tersebut yaitu :
- Layanan IGD Sele Be Solu melebihi kapasitas dari fasilitas. Hal ini disebabkan rata-rata pengunjung di IGD 290 orang perhari namun tidak didukung jumlah tempat tidur dan dokter yang memadai. Dimana jumlah tempat tidur hanya ada 10 dengan 3 dokter umum dan 6 dokter mitra.
- Akibat minimnya fasilitas, tenaga medis dan dilema UU Kesehatan, pihak Rumah Sakit dilarang menolak pasien menyebabkan pihak rumah sakit mengambil kebijakan dengan melayani pasien tanpa tempat tidur atau melayani diatas kursi.
- Antrian yang cukup lama disebabkan adanya proses manual pendaftaran ke pendaftaran online serta keterbatasan tenaga kesehatan.
- Adanya keluhan dari sejumlah tenaga dokter yang mengeluhkan pembayaran insentif yang dibayarkan pemerintah Kota per triwulan. Padahal mereka membutuhkan pembayaran perbulan agar dapat semangat dalam bekerja. “Tenaga medis berbeda dengan pegawai lain, karena mereka adalah pejuang kemanusiaan. Kalau kesejahteraan mereka tidak terjamin, bagaimana mau kerja dengan baik. Tadi bahkan sampai ada yang mengancam kalau insentif masih terkendala mereka mau undur diri dari PNS dan itu wajar saja,” ungkap Taslim.
Sementara itu, Direktur RSUD Sele Be Solu, drg. Susi Jitmau membenarkan bahwa kapasitas di ruang IGD Sele Be Solu terbatas. Dengan luas ruangan yang ada, hanya mampu menampung 10 tempat tidur bagi pasien IGD.
“Benar bahwa saat ini ruang IGD disini hanya mampu menampung 10 pasien sesuai tempat tidur yang ada dengan 3 dokter jaga dan bantuan 6 dokter sewa mitra. Sehingga biasa ada yang ditolak perawatan jika pasien masih dimungkinkan untuk rawat jalan. Tapi bagi pasien yang sudah gawat, biasanya dokter jaga akan melakukan tindakan dengan syarat dilakukan di kursi atau jika keberatan maka akan dirujuk ke rumah sakit lain,” terang Susi.
Terkait antrian, maupun penambahan kapasitas Susi mengaku telah masuk pada perencanaan pengadaan tahun ini, termasuk meminta penambahan tenaga dokter dan ruangan IGD.
“Kami sebagai rumah sakit sangat berharap bantuan dari pemerintah provinsi, pemerintah kota dan dprd untuk mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan di rumah sakit Mama Kota ini,” harap Susi.
Selanjutnya, Komisi I DPRD yang terdiri dari sejumlah anggota DPRD Kota Sorong akan membawa hasil temuan mereka kepada pihak terkait. (Oke)
Komentar